Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengintip Kemeriahan Peringatan Hari Ibu atau Anneler Günü di Turki

Minggu ini adalah Hari Ibu. Hari peringatan yang tak telupakan bersamaan dengan keindahan bulan Mei. Saya mempersiapkan acara di akhir pekan ini untuk menjadikannya acara yang bermakna bagi anda. Selamat Hari Ibu.
Itulah satu paragraf yang ditulis di sebuah media nasional Turki dalam mengulas peringatan Hari Ibu. Di beargam media sosial juga muncul beragam update status yang kebanyakan menuturkan  Anneler Günü kutlu olsun atau selamat Hari Ibu.

Bisa dibilang Hari Ibu di Turki merupakan salah satu hari istimewa yang banyak diapresiasi oleh banyak pihak. Di mulai dari media-media nasional seperti acara televisi, banyak sekali program-program yang bertemakan Hari Ibu. Salah satu program yang menarik adalah mengulas perjuangan para yang berusaha keras pantang menyerah mengarungi tantangan kehidupan.

Saya mulai dengan mengulas acara yang ada di TV Haber Turk, salah satu TV berita di Turki. Presenter menyebutkan bahwa kru TV telah menyebar ke berbagai tempat dan mewancarai para ibu dan para anak untuk mengumpulkan pesan kesan tentang Hari Ibu. Presenter memberi pertanyaan kepada orang-orang, "Ketika disebutkan kata ibu apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran anda?" Orang tersebut menjawab: "Jiwa datang darinya (ibu)" 
yang lain menjawab, "Surga berada di telapak kaki ibu. Ibu adalah segalanya. Aku mengucapkan selamat Hari Ibu kepada para ibu maupun para calon ibu"

Lalu acara dilanjutkan dengan mewawancarai para ibu. Dimulai dengan mewawancarai seorang ibu berkewarganegaraan Suriah bernama Iman Cebri. Karena peranglah dirinya harus kehilangan keluarga, rumah dan dari 7 anaknya hanya 1 yang tinggal bersamanya. Suaminya pun syahid dalam peperangan. Ia bekerja membuat kerajinan tangan. 
Iman Cebri, Pengungsi Suriah
Acara selanjutnya adalah mengulas perjuangan para ibu-ibu dalam menjalani kehidupan yang berat. Presenter menyebutkan bahwa menjadi ibu adalah tugas yang suci. Butuh pengorbanan yang besar. Dan lebih berat lagi apabila ia menjadi ibu dari para anak yang memiliki cacat. Tidak hanya sebagai ibu, bagi anaknya yang cacat, ibu ini harus menjadi tangan, kaki, bahkan mata dan telinga bagi sang anak.

Namanya adalah Aise Yilmaz, umur 48 tahun. Beliau punya 2 anak yang memiliki cacat fisik dan mental sejak lahir. Hingga sekarang anaknya telah berumur 11 tahun namun masih seperti bayi. Beliau tidak pernah mendengar kata "ibu" dari kedua anaknya. Karena cacat tersebut kedua anaknya tidak bisa makan, berbicara, bahkan tidak bisa duduk.
Aise Yilmaz
Berikutnya ada ibu bernama Nur Celebci. Beliau memiliki anak berumur 17 tahun namun memiliki cacat fisik sehingga tidak bisa berjalan. Suaminya meninggal karena kangker. Beliau setiap hari mengantarkan anaknya ke sekolah dengan menempuh jarak berkilo-kilo meter. Hingga pelajaran selesai sang ibu berada di sekolah demi anaknya.
Nur Celebci
Ditempat lain secara resmi Hari Ibu dirayakan oleh Gubernur. Acara dilaksanakan dengan mengundang beberapa pihak, mengucapkan ungkapan tentang para ibu dan membacakan sair-sair yang menggugah rasa emosinal terhadap para ibu. 
Dengan memperingati hari ibu maka kita akan teringat tentang perjuangan ibu sehingga mereka memberikan inspirasi terbaik dalam kehidupan kita. Bagi kita setiap hari adalah hari ibu. Namun perlu juga sebuah seremony agar kita bisa lebih menyadari dan merenungi serta mencari inspirasi dari pengorbanan sejati para ibu untuk kita.