Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Para Tokoh Yang Bisa Dicontoh Untuk Berpidato Secara Baik dan Sistematis

Di Indonesia banyak sekali orang-orang yang pidatonya mampu membuat para pendengar hanyut dan terbuai dengan pidato yang disampaikan. Dibawah ini kami ambil beberapa tokoh saja dimana kemampuan hebat mereka dalam mengolah pidato serta merenggut hati para pendengar tidak dapat diragukan lagi.
img pixabay.com

KH. Zainuddi MZ

Siapa yang tak kenal KH. Zainuddin MZ. Tokoh yang bergelar “Da’i Berjuta Umat” ini tercatat sebagai tokoh yang mempunyai penggemar berjumlah ribun bahkan ratusan ribu. Tidak salah jika beliau mendapat gelar “Da’i Berjuta Umat”. Kaset yang berisi rekaman ceramahnya beredar diseluruh pelosok nusantara serta beberapa negara di kawasan Asia. Ia pernah berkeliling Nusantara dan beberapa Negara seperti Singapura. Brunei Darussalam, Malaysia, Amerika Serikat, Australia, dan Arab Saudi untuk menyampaikan ceramah.

Laki-laki yang punya nama asli Zainuddin Muhammad Zein ini lahir di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1951. Ia adalah anak tunggal dari pasangan Turmudzi dan Zainabun. Turmudzi, ayah Zainuddin meninggal sejak Zainuddin berumur 2 tahun. Ia tinggal bersama kakek, nenek, serta ibunya yang senantiasa mendampingi dan membimbing Zainuddin dalam menjalani hidup.

Sejak kecil, kemampuan serta kepawaiannya dalam berpidato sudah kelihatan. Udin (nama kecil) suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. Kayak pildacil aja, kecil-kecil sudah pinter pidato. Berkat didikan dan asuhan dari sang kakek, Zainuddin menjadi anak yang berani. Kalau ada tamu yang datang, ia tidak malu dan kemudian pergi, tetapi malahan naik ke atas meja untuk mencari perhatian. Dengan bahasa yang masih cedal ia berpidato.
“Accalamualaikum walohmatullahi wabalokatuh”
“Beli jamu, cepat-cepat, mau belangkat.”
“Beli jamu,.......”
Ibunya pun berkata, “Udin, ada tamu kok malah naik di atas meja. Tidak sopan, tidak baik, ayo turun”.
Kemampuan berpidatonya semakin terasah ketika ia masuk ke Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma,arif Cipete, Jakarta Selatan dibawah asuhan KH. Idham Chalid. Ia belajar pidato dengan mengikuti forum Ta’limul Muhadharah (Pelajaran Berpidato). Udin terkenal sebagai anak yang suka “mbanyol” dan membuat lelucon-lelucon segar. Ia sering diminta untuk menyampaikan pidato di beberapa acara. Teman-temannya pun kagum dengan kemampuan berpidato yang semakin hari semakin berkilau itu.

Udin adalah tipe anak yang suka membaca. Ditengah aktifitas yang lumayan padat, ia masih sempat membaca buku-buku pengetahuan luar sebagai tambahan wawasan. Diantara buku-buku yang sering dibacanya adalah buku karangan Buya Hamka dan ST. Ali Syahbana. Menurut Udin, buku karangan kedua tokoh ini memiliki gaya bahasa yang sangat tinggi, enak dibaca, dan main perasaan.

Konon saat Zainuddin duduk di kelas 2 Madrasah Aliyah Darul Ma’arif, ia sering diundang untuk menyampaikan pidato dikampung-kampung. Saat berlatih pidato, ia kadang melakukannya di depan kaca, di hadapan teman-temannya saat diskusi maupun rapat, ataupun saat ia menyampaikan pelajaran. Beberapa ta’mir masjid disekitar tempat ia belajar pun sering mengirim surat ke madrasahnya, meminta Zainuddin untuk menyampaikan khotbah rutin.

Selain pendidikan formal, Zainuddin juga menempuh pendidikan non-formal dengan banyak belajar dari para guru yang berasal dari Mesir dan Indonesia, seperti Muhsin Musad, KH. Naim, KH. Ishak Darwis Jambek, dan Bayumin Muhammad Yusuf.

Zainuddin punya tiga tokoh idola, yaitu Bung Karno sang Presiden RI pertama, Buya Hamka, dan Idham Chalid sang guru. Dalam hal berpidato ia mengikuti gaya Bung Karno, sedangkan dalam gaya berpikir ia banyak dipengaruhi oleh Idham Chalid gurunya. Dalam segi gaya bahasa ia banyak mempelajarinya dari Buya Hamka, seorang tokoh besar yang menurut Zainuddin, Buya Hamka mampu menyampaikan apa-apa dari hati sehingga ceramahnya dapat menyentuh hati pendengar.

Ustadz Jefri Al-Buchori

Tokoh yang satu ini sangat populer dikalangan remaja. Ya, Ustadz Jefri memang menjadi idola para remaja dengan penampilan serta ceramah ala anak muda. Ceramah yang ia sampaikan dikemas dengan bahasa-bahasa remaja sehingga ia kerap kali disebut sebagai ustadz gaul.

Ustadz Jefri memiliki pemahaman yang baik terhadap remaja dikarenakan usianya yang memang masih muda serta pengalamannya dalam dunia selebriti yang gaul. Pengalaman hidup yang ia lalui tergolong seperti sebuah dongeng yang menarik. Ustadz yang akrab dipanggil Ujie katakanlah pernah hidup di tiga dunia, yang pertama dunia pencerahan, kedua dunia kegelapan, dan yang ketiga kembali kepada pencerahan yang sebenarnya. Pengalaman hidup di tiga dunia ini menjadikan Ujie mampu mempelajari pengalaman-pengalaman yang menarik sehingga ceramah yang ia bawakan pun menjadi menarik pula dengan bumbu-bumbu dari hasil pengalamannya.

Ujie lahir dari keluarga pendakwah. Ayahnya, H. Ismail Modal adalah seorang mubaligh sedangkan ibunya, Hj. Tatu Mulyana juga seorang da’iyah. Keduanya juga menjadi guru agama di rumah. Ujie dilahirkan pada tanggal 12 April 1973 di Jakarta dan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Sejak kecil, pendidikan agama sudah ditanamkan secara ketat oleh orangtuanya sejak kecil. Kalau sampai lupa shalat atau mengaji, maka sang ayah akan menghukum Ujie.

Sejak kecil, Ujie sudah kelihatan nakal. Ujie punya sifat pembangkang. Ia juga sering kali usil dan mengganggu orang yang sedang shalat, setelah itu bersembunyi menunggu orang yang diganggunya marah. Kenakalan seperti ini mungkin wajar-wajar saja karena memang usia Ujie tergolong masih kecil. Ujie walaupun nakal juga masih gemar pelajaran agama. Ia pernah mengikuti MTQ sampai tingkat provinsi. Selain itu, ia juga punya bakat dalam bidang seni yang diturunkan oleh ayahnya. Konon ayahnya juga sempat bermain film Macan Terbang dan Pukulan Berantai.

Saat menginjak remaja, Ujie semakin nakal saja. Pernah suatu hari ia dengan santai-santai memainkan gitar dan bernyanyi-nyanyi, padahal ibunya sedang mengajar. Karena jengkel dengan kelakuannya itu, ibunya membentak Ujie dengan mengatakan, “Hei, Setan!”. Kelakuan Ujie ini memang sudah keterlaluan. Ujie juga pernah mengecap pendidikan pesantren tetapi tidak sampai tuntas karena dikeluarkan. Pernah suatu hari saat ia mengaji, ia datang terlambat. Gurunya merasa geram dan melemparkan penghapus ke arahnya. Menanggapi perlakuan gurunya tersebut kepadanya, ia lalu mengambil penghapus tadi dan melempar balik kepada gurunya dengan cara yang sama.

Saat di Madrasah Aliyah pun juga tak bertahan lama. Hanya sekitar satu tahun Ujie dikeluarkan. Kali ini dengan kasus perkelahian antara dia dan temannya. Pada masa ini, kehidupan Ujie seakan liar tanpa kendali. Setiap malam ia sering keluyuran ke diskotek-diskotek yang ada disana untuk memuaskan bakat menari. Bakat menari yang ia asah dari keluyuran ke diskotek ternyata membuahkan prestasi. Ujie pernah menang dalam kontes menari sebagai the best dancer dan setelah itu pula ia mulai masuk dalam dunia selebriti. Selain menari ia juga menjadi foto model di beberapa diskotek. Akhirnya ia pun juga menjadi pemain sinetron dan juga menorehkan prestasi, salah satunya adalah penghargaan sebagai Pemeran Pria Terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja yang diadakan oleh TVRI pada tahun 1991.

Keberhasilan dia dalam meniti karir menjadikan ia bergelimangan harta. Konon Ujie pernah menkonsumsi narkoba selama beberapa tahun. Ini berlangsung sampai ia menikah. Berkat kesetiaan Pipik Dian Irawati sebagai istri dan Prof. Dadang Hawari sebagai dokternya, Ujie lama kelamaan sembuh dari kecanduan narkoba. Setelah sembuh, Ujie seakan menemukan kembali pribadi dirinya. Ia sadar atas kesalahan yang ia perbuat. Ia mulai rajin mendatangi majlis-majlis taklim untuk kembali belajar ilmu agama.

Awal mula karir di bidang dakwah, konon Ustadz Ujie mengawalinya dengan tidak sengaja. Hal tersebut bermula ketika ia menjadi tim penyuluh gerakan anti narkoba pada tahun 2000. Saat Ust. Abdullah Riyadh berhalangan hadir, Ujie pun menggantikan beliau untuk menyampaikan ceramah. Ia sempat bingung karena merasa sedikit sekali dalam pemahamannya tentang agama. Akhirnya ia menceritakan masa hidupnya sejak kecil sampai akhirnya menjadi pecandu narkoba dan pertaubatannya dari narkoba.

Sekarang, Ustadz Ujie menjadi pendakwah yang tak kalah populer dari para artis. Ia banyak mengisi kuliah-kuliah dan majlis di beberapa acara televisi. Metode yang ia pakai dalam menyampaikan pidato ceramahnya pun menarik yaitu TTS yang artinya, talkshow, tausiyah, dan senandung.  Maksudnya dalam berdakwah, kemasan materi yang ada adalah talkshow atau mengajak dialog para pendengar, yang kedua tausiyah yaitu nasehat-nasehat dari al-Quran dan al-Sunnah, serta yang ketiga adalah senandung yaitu lagu-lagu untuk menghibur pendengar.

KH. Abdullah Gymnastiar

Aa Gym, begitulah sapaan akrab pendiri Majlis Manajemen Qalbu ini. Dilahirkan di Bandung pada hari Senin tanggal 22 januari 1962. Suasana keluarga yang religius, demokratis, dan berdisiplin tinggi sangat berpengaruh pada perkembangan diri Aa Gym.  Aa Gym pernah menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) di Akademi Teknik Jenderal Bandung. Ayahanda beliau memang seorang perwira angkatan udara.

Aa Gym memiliki keunikan tersendiri dalam menyampaikan pidato saat berdakwah. Aa Gym mengemas dakwahnya dengan gaya pesan-pesan dakwah islam yang praktis dan umum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Poin-poinnya berkisar pada pengendalian diri, hati nurani, toleransi, dan keteguhan iman. Ia pun menjadi idola para ibu-ibu rumah tangga karena ia berbeda dengan para da’i yang lain. Kalau da’i-da’i yang ada biasanya memberikan ceramah tentang keutamaan shalat, puasa, kemegahan surga, dan siksa neraka, Aa Gym lebih memilih untuk mengangkat tema seputar hati yang tulus dan keluarga sakinah.