Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Biografi Sultan Murad III Sultan Kerajaan Turki Usmani

Sultan Murad III lahir pada tahun 1546 di Manisa Turki yang berada di kawasan Aegea. Ayahnya adalah Sultan Selim II dan ibunya adalah Afife Nur Banu Khatun, seorang mantan wanita bangsawan Venesia.

Dia fasih berbahasa Arab dan Persia. Murad III naik tahta pada tahun 1574 setelah kematian ayahnya. Murad III banyak tertarik pada ajaran mistisisme dan puisi. Pada saat yang sama juga konon gemar mabuk-mabukan dan berpesta di Harem .

Sultan Murad III banyak mengabdikan dirinya untuk melindungi kekuasaan kerajaan Turki Usmani. Selama masa pemerintahannya, administrasi negara diatur kembali secara lebih baik. Untuk melaksanakan tugas ini, ia didukung oleh Wazir Agung Sokollu Mehmet Pasha.

Pada tahun 1578 tentara Ottoman melakukan perluasan ke Marocco dan kemudian ke Georgia selain mereka juga berperang melawan Iran. Pemerintahan Murad III memiliki wilayah lebih dari 19.900.000 kilometer persegi (sekitar 7.683.000 mil persegi). Selama periode ini kerajaan membangun hubungan yang baik dengan Inggris Protestan.

Sultan Murad III meninggal pada usia 49 pada tahun 1595. Selanjutnya, Mehmed III, menggantikannya sebagai sultan di Kekaisaran Ottoman berikutnya.

Murad III dikenal sebagai pribadi saleh yang memiliki jalan hidup yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Dia memiliki kerendahan hati dan menghindari perbuatan dosa. Dia menikmati percakapan para cendekiawan dan teolog, dan pada malam-malam suci dia biasa berdoa kepada Tuhan untuk niat baik umatnya.

Kulitnya berwarna putih kemerahan. Dia tinggi dan bahu serta tubuhnya memiliki tinggi yang proporsional. Dahinya lebar, lengannya berotot. Dia benar-benar seorang pria yang kualitas batinnya serta penampilan luarnya memberikan bukti karakter suci dan murni.

Sorbannya dililitkan di atas kepala dengan lilitan yang megah dan tinggi, mirip dengan khalifah Abbasiyah. Seperti leluhurnya, ia mengabdikan dirinya untuk perlindungan dan peningkatan institusi dan administrasi Ottoman. Karena ia cenderung kepada sikap mistisisme, ia biasanya menghormati perintah agama dan para pemimpin mereka.

Istri : Safiye Mother Sultana, Shems-i Ruhsar Haseki, Shah-i Huban Haseki, Naz-perver Haseki
Putra: Mehmed III, Selim Bayezid, Mustafa, Osman, Cihangir, Abdullah, Abdurrahman, Abdullah, Hasan, Ahmed, Yakub, Alemsah, Yusuf, Huseyin, Korkud, Ali, Ishak, Omer, Alauddin, Davud.
Putri: Ayse, Fatma, Mihrimah, Fahriye