Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bukti-Bukti Tentang Kebenaran Al-Qur'an

Al-Qur'an Al-Karim

Al-Quran sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw. memiliki keistimewaan yang luar biasa. Sebagai mukjizat dan bukti atas kenabian, al-Quran pun memiliki bukti-bukti yang menunjukkan bahwa al-Quran adalah kitab yang benar-benar berisi kalam Allah Swt. Kebenaran al-Quran ini pun tidak bisa disanggah oleh makhluk manapun, bahkan al-Quran menantang siapapun untuk membuat semisal al-Quran jika ia merasa ragu akan kebenaran al-Quran.

Sejak zaman dahulu, ketika al-Quran masih dalam masa pewahyuan, para ahli syair dan bahasa Quraisy mencoba menantang al-Quran, bahwa mereka yakin kalau nabi Muhammad itulah yang membuat al-Quran. Namun ketika al-Quran dibacakan pada mereka, orang kafir Quraisy itu pun kebingungan dan takjub, dan mereka pun tahu bahwa apa yang dibacakan kepada mereka itu bukanlah ucapan manusia.

Namun sayangnya karena keingkaran mereka yang besar, mereka pun mendustakan kebenaran al-Quran yang dibawa nabi Muhammad Saw. dengan segala tuduhan. Mulai nabi mengambil dari ahli kitab hingga nabi mendapatkan bisikan dari jin. Namun tuduhan-tuduhan itu pun terbantahkan sendiri dengan turunnya ayat-ayat al-Quran, dan al-Quran pun menantang mereka yang ragu akan kebenarannya untuk membuat semisalnya.

Hasilnya apa? Tak ada yang mampu menandingi al-Quran karena al-Quran adalah benar dari Allah Swt. Pada kesempatan kali ini kangdidik.com akan membahas tentang bukti-bukti tentang kebenaran al-Qur'an.

Bukti Tentang Kebenaran Al-Qur'an

1. Keseimbangan-keseimbangan kata dalam Al-Qur`an

Sebagaimana dijelaskan oleh Quraish Shihab bahwa Abdur Razaq Naufal dalam kitabnya Al-Ῑjāz Al-Adabi li Al-Qur'ān Al-Karīm mengemukakan beberapa data. Diantaranya adalah :

Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan lawan katanya di antaranya:

1. Al-ḥayāh (hidup) dan al-maut (mati), masing-masing sebanyak 145 kali
2. An-naf’u (manfaat) dan al-maḍārāt (bahaya), masing-masing sebanyak 50 kali
3. As-ṣālihāt (kebajikan) dan as-sayyi'āt (keburukan), masing-masing 167 kali

Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan persamaannya atau makna yang dikandungnya

1. Al-ḥarṡ dan az-zirā'ah (membajak atau bertani), masing-masing 14 kali
2. Al-'uṣb dan aḍ-ḍurūr (membanggakan diri atau angkuh), masing-masing 27 kali
3. Aḍ-ḍāllūn dan al-mautā (orang sesat atau mati jiwanya), masing-masing 17 kali
4. Al-jahr dan al-'alāniyah (nyata), masing-masing 16 kali
Quran image via pixabay.com

Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya

1. Al-infāq (infak) dengan ar-riḍā (kerelaan), masing-masing 73 kali
2. Al-bukhlu (kekikiran) dengan al-khasārah (penyesalan), masing-masing 12 kali
3. Al-kāfirūn (orang-orang kafir) dengan an-nār atau al-aḥrāq (neraka atau pembakaran), masing-masing 154 kali
4. Az-zakāh (zakat atau penyucian) dengan al-barakāt (kebajikan yang banyak), masing-masing 32 kali
5. Al-fāḥisyah (kekejian) dengan al-gaḍab (murka), masing-masing 26 kali

Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya

1. Al-isrāf (pemborosan) dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali
2. Al-mau'iẓah (nasihat/petuah) dengan al-lisān (lidah), masing-masing 25 kali
3. Al-asrā (tawanan) dengan al-ḥarb (perang), masing-masing 6 kali
4. As-salām (kedamaian) dengan at-ṭayyibāt (kebajikan), masing-masing 60 kali.

Keseimbangan-keseimbangan khusus

Kata “yaum” (hari) dalam bentuk tunggal (mufrad) terulang sebanyak 365 kali, identik dengan jumlah keseluruhan hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk jama’ (ayyām) dan muṡanna (yaumayni), jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti "bulan" (syahr) terulang sebanyak dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.

Al-Qur`an menjelaskan bahwa langit ada "tujuh". Penjelasan ini diulanginya sebanyak tujuh kali, yakni dalam al-Qur`an surah Al-Baqarah [2] ayat 29, al-Qur`an surah Al-Isrā' [17] ayat 44, al-Qur`an surah Al-Mu'minun [23] ayat 86, al-Qur`an surah Fuṣṣilāt [41] ayat 12, al-Qur`an surah At-Ṭalāq [65] ayat 12, al-Qur`an surah Al-Mulk [67] ayat 3, dan al-Qur`an surah Nuḥ [71] ayat 15. Selain itu, penjelasan tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat

2. Bukti kebenaran al-Qur`an Berdasarkan pemberitaan gaib

Dalam surah Yunus [10] ayat 92, dijelaskan bahwa badan Fir'aun (Raja Mesir) yang tenggelam ketika mengejar Nabi Musa as., suatu sat akan diselamatkan Allah swt. untuk diambil ibrah (pelajaran) bagi generasi selanjutnya. Pada saat ayat tersebut turun kepada Nabi Muhammad saw., tentunya tidak ada seorang pun yang mengetahui maksud dari ayat tersebut karena peristiwa tenggelam itu terjadi pada masa Nabi Musa yaitu sekitar tahun 1200 SM (Sebelum Masehi).

Dan hal tersebut baru terjawab pada awal abad ke-19 ini. Tepatnya pada tahun 1896 Masehi, seorang ahli purbakala Loret menemukan satu mummi, yang dari data-data sejarah sebelumnya dijelaskan bahwa dia adalah Fir'aun, raja mesir yang pernah mengejar Nabi Musa as., di pekuburan Raja-raja Luxor Mesir.

Penemuan ini diperkuat dengan penelitian lanjut oleh tim yang dipimpin oleh seorang professor ahli bedah Perancis, Maurice Bucaille. Hasilnya, mummi yang lebih utuh dari mummi-mummi yang lainnya itu, ternyata kulitnya mengandung garam laut yang mengindikasikan bahwa jasad tersebut pernah tenggelam di air laut. Subḥānallāh.

3. Berdasarkan Isyarat ilmiah

Banyak isyarat ilmiah yang dapat ditemukan di dalam Al-Qur`an. Misalnya isyarat bahwa cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari) sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an surah Yunūs [10] ayat 5 dan masih banyak lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini. Dari manakah Nabi Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari Allah swt. Yang Maha Mengetahui.