Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Software Akuntansi Semakin Banyak, Tapi Ternyata 4 Fungsi Ini Masih Dibutuhkan Dari Seorang Akuntan

Fungsi Akuntan dan Teknologi Software Dalam Akuntansi

Teknologi saat ini memainkan pekerjaan yang penting untuk mengurangi beban kerja manusia. 

Teknologi terbukti bisa mengerjakan pekerjaan lebih cepat dan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dikerjakan oleh manusia. 

Itulah yang menyebabkan industri padat modal saat ini lebih mendominasi dibandingkan padat manusia.

Dalam bidang akuntansi, interpretasi teknologi tercermin dalam software akuntansi yang dapat dengan mudah didapatkan dengan biaya yang murah. 

Dengan adanya berbagai software akuntansi, maka pekerjaan manusia lebih ringan. 

Lalu apakah fungsi akuntan, jika software akuntansi sudah bisa mengcover semua pekerjaan keakuntansian?

INGAT… Tidak semua pekerjaan bisa dilakukan oleh teknologi tanpa campur tangan manusia. Sama halnya dengan hal tersebut, laporan keuangan sudah disusun oleh teknologi yang sudah tersistem. 

Nah, fungsi akuntan tersebut ialah sebagai fungsi cross check apakah memang software yang ada sudah bisa mengcover semua transaksi keuangan. 

Jangan-jangan ada hal yang salah ketika penginputan data sehingga menyebabkan laporan keuangan yang dibuat oleh software akuntansi menjadi tidak benar. Nah disinilah akuntan bekerja.

Yang menjadi pertanyaan ialah, apa saja yang tidak bisa dilakukan oleh software akuntansi, tetapi bisa dilakukan oleh manusia. Mari simak ulasan berikut ini.

Software Akuntansi Semakin Banyak, Tapi Ternyata 4 Fungsi Ini Masih Dibutuhkan Dari Seorang Akuntan

1. Fungsi Validasi

Hal yang terpenting dalam akuntansi selain daripada penginputan juga pelaporan keuangan, ialah mengetahui keabsahan dokumen transaksi. 

Saat ini banyak sekali marak dokumen transaksi yang dipalsukan. 

Misalkan: banyak perusahaan yang memiliki stempel warung makan, sebagai bahan untuk membuat bukti transaksi palsu akan adanya pengeluaran untuk konsumsi (misalnya). 

Hal ini menunjukkan bahwa bukti tersebut sebenarnya tidak benar, karena memang transaksi yang terjadi ialah transaksi fiktif. 

Akuntan disini harus bisa menelusuri, apakah bukti transaksi-transaksi yang diberikan kepadanya memang benar ada. 

Nah pada software akuntansi, ketika seseorang melakukan input adanya nota tagihan maka sistem akan menangkap transaksi tersebut dan langsung akan membaca akun apa yang akan di debit dan apa yang ada di kredit. 

Hal ini merupakan pekerjaan yang mudah yang mana akuntan juga bisa melakukannya. 

Intinya apa yang dilakukan akuntan, tidak semuanya bisa dilakukan software akuntansi. 

Akan tetapi, apa yang dilakukan software akuntansi pasti akan dapat dilakukan oleh akuntan.

2. Fungsi Rekonsiliasi

Fungsi rekonsiliasi bermanfaat untuk mengcrosscheck mana saldo yang benar antara catatan yang satu dan catatan yang lain. 

Sebagai contoh kas bank yang disimpan perusahaan. Perusahaan sebelumnya mempunyai catatan sendiri oleh akuntan internal perusahaan. 

Pada akhir bulan biasanya akuntan internal mendapatkan rekening koran dari Bank. Nah disini fungsi seorang akuntan. 

Dia harus menyesuaikan saldo antara catatan perusahaan dan catatan bank. Nah disini yang direkonsiliasi sebenarnya tidak hanya kas. 

Piutang, persediaan, aset tetap dan yang lainnya juga membutuhkan rekonsiliasi oleh akuntan. 

Jadi, sangat penting sekali akuntan untuk menjalankan fungsinya dalam melakukan rekonsiliasi.  

Tapi kini rekonsiliasi bank juga sudah terdapat di salah satu software akuntansi berbasis cloud.

3. Fungsi Evaluasi

Ingat, ada akuntan yang menjalankan fungsi evaluasi yakni seorang auditor. 

Nah, auditor internal khususnya ini bertugas melakukan evaluasi tidak hanya pada transaksi dan laporan keuangan perusahaan saja. 

Namun, secara keseluruhan misalnya prosedur pengendalian intern, dan juga termasuk bagaimana software akuntansi bekerja.

4. Fungsi Rekomendasi

Setelah adanya validasi, rekonsiliasi dan evaluasi, selanjutnya harus dilakukan adanya rekomendasi. 

Hal ini dilakukan sebagai upaya tindak lanjut akan apa-apa yang harus diperbaiki oleh internal perusahaan. 

Misalnya: terdapat ketidakbenaran dalam melaporkan pendapatan, dan ternyata terjadi salah pengakuan pendapatan maka hal ini harus dilakukan perbaikan.

Walaupun seorang akuntan senior telah berpengalaman bertahun-tahun dalam melakukan fungsinya, baik fungsi validasi, rekonsiliasi, evaluasi, dan rekomendasi, tidak serta merta membuatnya gelap mata untuk tidak mengasah skill nya kembali. 

Seorang akuntan harus update tentang apa-apa yang berkaitan dengan keakuntansian. Misalnya saja Standar Akuntansi Keuangan. 

Adakalanya standar akuntansi keuangan akan berubah beberapa waktu. Selanjutnya update mengenai pajak. Nah hal ini pos yang selalu berubah secara dinamis. 

Skill perpajakan harus diolah setiap waktu oleh seorang akuntan.

Semoga bermanfaat dan terimakasih sudah berkunjung di website kangdidik.com