Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apakah Para Nabi dan Rasul Pernah Berbuat Salah?

Apakah para nabi dan rasul pernah melakukan kesalahan? Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang pilihan yang ditunjuk oleh Allah untuk mendapatkan wahyu, informasi yang berasal dari Allah. Jika nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu itu, maka Rasul diwajibkan untuk menyampaikannya kepada manusia.

Sebagai manusia pilihan, maka nabi dan rasul adalah orang-orang yang unggul dan meskipun mereka manusia, mereka berbeda dengan manusi pada umumnya. Lalu apkah nabi dan rasul itu pernah melakukan kesalahan? Bolehkah nabi dan rasul melakukan kesalahan?

Apakah Para Nabi Pernah Berbuat Salah?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus membahasnya dengan jeli pada beberapa aspek. Pertama, tentang maksud salah itu sendiri. kata salah atau kesalahan itu memiliki beberapa arti, di antaranya adalah salah karena lalai, salah berupa perbuatan kesalahan kecil dan salah berupa perbuatan kesalahan yang termasuk dosa besar.

Adapun jika yang dimaksud kesalahan itu adalah dosa besar, maka jawabannya adalah para nabi dan rasul, termasuk nabi Muhammad saw tidak akan melakukan dosa besar dan terjaga atau maksum dari perbuatan dosa besar tersebut.

Selain itu, jika kesalahan yang dimaksud adalah dosa dengan tujuan bermaksiat kepada Allah, maka para nabi termasuk nabi Muhammad Saw tidak akan melakukan kesalahan dosa dengan tujuan bermaksiat kepada Allah setelah diutus menjadi rasu. Ini adalah pendapat mayoritas umat Islam.

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa pendapat tentang para Nabi itu maksum, terjaga dari dosa besar, tidak pada dosa kecil itu adalah ucapan mayoritas para ulama, ahli tafsir, hadis, dan ahli fikih.

Apakah Nabi Melakukan Kesalahan?

Jika yang dimaksud adalah kesalahan kecil yang bukan karena tujuan menentang Allah, maka nabi dan rasul bisa saja melakukan kesalahan itu. Namun Allah tidak membenarkan kesalahan itu sebaliknya Allah mengingatkan para nabinya tentang kesalahan itu sebagai bentuk rahmat.

Allah menerima taubat dan memaafkan kesalahan nabi dan rasul sebagai bentuk keagungan Allah dan menunjukkan Allah Yang Maha Pengampun.

Adapun pertanyaan tentang apakah nabi dan Rasul melakukan kesalahan atau dosa sebelum diangkat menjadi nabi? Maka satu pendapat mengatakan bahwa bisa saja nabi melakukan kesalahan kecil, bukan kesalahan besar seperti zina, minum khamr dan lain sebagainya, karena calon nabi itu terjaga dari perbuatan-perbautan tercela itu.

Apakah nabi pernah melakukan kesalahan yang tak disengaja?

Menurut beberapa pendapat nabi pernah melakukan kesalahan yang tak disengaja. Di antaranya adalah ketika nabi mengatakan kepada para sahabat jika para petani membiarkan kurma mereka agar tidak diserbuk secara manual. Setelah petani membiarkan kurmanya dengan tanpa diserbuk sendiri, ternyata hasil kurma mereka pun berkurang.

Hal tersebut diadukan kepada nabi Muhammad Saw dan beliau pun bersabda:

إنما أنا بشر مثلكم ، إذا أمرتكم بشيء من دينكم فخذوه ، وإذا أمرتكم بشيء من رأي فإنما أنا بشر

Saya hanyalah manusia, maka ketika saya memerintahkan Anda tentang sesuatu yang berkaitan dengan agama, terimalah, dan ketika saya memerintahkan Anda tentang sesuatu dari pendapat pribadi saya, ingatlah bahwa saya adalah manusia.

Dengan demikian, para nabi dan rasul bisa jadi melakukan kesalahan yang termasuk dalam konteks kelalaian manusia namun tidak dengan penyampaian wahyu. Karena telah dijamin bahwa wahyu yang disampaikan para nabi jelas benar adanya, tak terkurangi maupun ditambahi.

Juga para nabi dan rasul terbebas dari perbuatan tercela dan dosa besar, seperti zina, minum khamr dan lain sebagianya. Adapun kesalahan dosa kecil, para nabi bisa saja melakukannya namun Allah kemudian menegur kesalahan itu. Para nabi pun bertaubat dan memohon ampun kepada Allah sehingga taubat mereka diterima.

Para nabi melakukan dosa kecil itu bukan karena berniat menentang Allah. Namun bisa jadi karena kelalaian akibat sifat manusia, dan kesalahan itu pun diingatkan oleh Allah swt.