Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Hidup Hanya Sementara! Manfaatkan Dengan Sebaik-baiknya
Artikel ini adalah bagian dari buku Membangkitkan Hidup dengan Mutiara Hadis Rasulullah Saw. Serial Motivasi Hadis Nabi.
Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Hidup Hanya Sementara! Manfaatkan Dengan Sebaik-baiknya
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضى الله عنهما قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِى فَقَالَ كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ .Dari Abdullah bin Umar Ra. ia berkata, Rasulullah Saw. telah memegang pundakku, lalu beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan.” Ibnu Umar berkata: “Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka janganlah menunggu sampai diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu.” (HR Bukhari).
Sungguh sangat merugi orang yang tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik karena waktu bagaikan pedang bermata dua. Pandai menggunakannya, ia akan memberi keuntungan. Sebaliknya, salah menggunakannya, maka musibahlah yang akan datang. Pepatah mengatakan, “Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.” Allah Swt. berfirman dalam al-Qur’an, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Qs. Al-’Ashr 103: Ayat 1-3).
Cara terbaik dalam memanfaatkan waktu adalah dengan mengambil keputusan secara cepat dan berupaya untuk mewujudkanya. Dr. ‘Aidh Al-Qarni mengatakan, “Ambillah keputusan dengan cepat. Orang yang selalu menunda-nunda keputusannya untuk waktu yang lama, berarti dia sendiri yang telah menyita waktu-waktu bahagianya. Ingatlah bahwa keputusan yang sudah diambil bukan berarti tidak bisa ditinjau lagi atau diperbaiki di kemudian hari.” Ibnul Qayyim mengatakan. “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.”[]