Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hakikat Kecantikan Seorang Wanita

Hakikat Kecantikan Wanita

“Cantik” dan “wanita”, adalah dua kata yang seakan tak terpisahkan. Setiap wanita pasti mendambakan kecantikan karena mereka diciptakan dengan kodrat cantik dan keindahan. Kecenderungan untuk bisa menjadi wanita cantik merupakan fitrah yang menjadi salah satu nikmat Allah yang luar biasa.
img maxpixel.net
Tidak sedikit dari wanita yang berusaha untuk menjadi indah dan cantik menempuh beragam cara yang malahan menyiksa diri agar mendapat pengakuan sebagai wanita cantik dari lingkungannya. Obsesi karena ingin diakui sebagai wanita cantik ini pun menjadikan para wanita berlomba-lomba untuk menjadi cantik, walaupun dengan cara yang bisa dibilang ekstrem. Menengok sejarah masa lalu, di Cina misalnya, wanita cantik adalah wanita yang kakinya mungil sehingga banyak perempuan yang dipatahkan jari-jarinya agar bisa dibilang cantik. Hal ini berbeda dengan sejarah Romawi yang menganggap wanita cantik adalah wanita yang bertubuh gendut dengan bundaran melingkar di perut.

Di era 1800-an muncul anggapan bahwa wanita cantik adalah wanita yang memiliki tubuh gemuk berisi dengan pinggang yang ramping dan pantat yang menonjol. Akhirnya para wanita menggunakan korset ketat yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan pencernaan. Di masa-masa setelahnya muncul pemahaman bahwa wanita cantik adalah wanita yang kurus, sehingga para wanita berlomba-lomba agar bisa menjadi kurus. Bahkan tak sedikit dari mereka yang melakukan diet ekstrem yang bisa mengancam hidup mereka. Perbedaan anggapan cantik ini memunculkan pertanyaan, sebenarnya kriteria cantik itu seperti apa?

Kriteria Cantik yang Tak Pasti

Ukuran cantik sangat relatif dan seringkali bersifat personal, berbeda antara satu orang dengan orang lain. Standar cantik ini pun juga seringkali berubah-ubah hingga mungkin terasa membingungkan dan kontras. Hal ini memang sangat dipengaruhi oleh latarbelakang budaya, lingkungan serta tren yang menjadi mindset masyarakat. Pada zaman dahulu, di saat ekonomi masyarakat lemah, simbol kecantikan dinobatkan bagi wanita gemuk karena gemuk adalah simbol kesuburan. Hal ini berbeda 100% dengan tahun 2000-an, dimana cantik adalah keadaan tubuh yang kurus kering dan pucat.

Kriteria cantik berubah dari tahun ke tahun dengan standar yang tak menentu. Di tahun 50-an, Marlyn Monroe dinobatkan sebagai ikon kecantikan dengan rambut pirang dan bodi melengkung seperti gitar Spanyol. Di masa berikutnya, tahun 60-an, muncul sosok Twiggy dengan tubuh tinggi kurus, wajah imut dan rambut cepak. Era berikutnya, di tahun 80-an muncul Eva Evangelista yang seakan mengatakan bahwa cantik tidaklah harus berambut pirang. Pada era sekarang ini muncul sebagian anggapan bahwa cantik adalah berwajah imut seperti boneka, hingga banyak wanita melakukan perawatan maupun operasi wajah untuk mendapatkan wajah berparas imut bak boneka.

Di samping standar paras, ternyata muncul pemahaman lain dari kriteria cantik. Tak jarang kita menemui wanita yang sosoknya cantik menawan bak model super kelas dunia tetapi memiliki kepribadian yang buruk. Ia suka mencaci, berkata kotor, pemarah, dan sering berlaku tidak terpuji. Sebaliknya, ada sosok lain dari seorang wanita yang secara fisik biasa saja. Tetapi ia menjadi ketenangan bagi orang yang mendekatinya. Perempuan ini digambarkan dengan sikapnya yang lemah lembut, menghargai, dan menjunjung tinggi akhlak terpuji.

Karena kriteria cantik yang tak pasti ini, lalu bagaimana kecantikan wanita yang hakiki? Jawabannya ada dalam postingan ini: Inilah Cantik Hakiki Yang Abadi Dari Seorang Wanita!