Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Jahiliyah dan Contohnya

Pengertian Jahiliyah dan Contohnya
Kata Jahiliyah mungkin sering terdengar di telinga kita karena mungkin kita mendengar dari para ustadz atau ketika ada khutbah di masjid.

Namun mungkin kita kurang mengetahui lebih mendalam mengenai arti dan pengertian jahiliyah.

Secara mendasar, kata jahiliyah disangkut pautkan dengan masyarakat sebelum Islam. Namun apakah istilah ini telah usang karena kini agama Islam telah menyebar luas.

Apakah sekarang masih ada istilah jahiliyah? selain digunakan untuk menyebut masyarakat arab sebelum Islam?

Disinilah kita akan membahas tentang pengertian jahiliyah dalam islam, pengertian jahiliyah dan contohnya.

Pengertian Jahiliyah

Definisi dan pengertian Jahiliyah secara bahasa, kata jahiliyah berasal dari bahasa Arab, جاهلية dibaca Jāhilīyyah yang artinya adalah bodoh atau ketidaktahuan.

Secara istilah, jahiliyah merupakan konsep dalam agama Islam yang menunjukkan masa di mana penduduk Mekkah berada dalam  الجهالة yang berarti ketidaktahuan (kebodohan) atau الضلالة kesesatan.

Istilah ini kemudian diperinci, dimana dalam syariat Islamkata Jahiliyah  memiliki arti "ketidaktahuan akan petunjuk Ilahi" atau "kondisi ketidaktahuan akan petunjuk dari Tuhan".

Dalam pengertian fikih, kata Jahiliyah didefinisikan sebagai:

الفترة ما بين ذهاب عيسى عليه السلام ومبعث محمد صلى الله عليه وسلم 
Periode antara kepergian Isa saw dan diutusnya Muhammad saw.
Definisi dan pengertian jahiliyah di atas adalah merujuk pada situasi bangsa Arab kuno, yaitu pada masa masyarakat Arab pra-Islam sebelum diutusnya Nabi Muhammad.

Ada juga pengertian khusus tentang jahiliyah ini, yaitu kata jahiliyah adalah keadaan seseorang yang tidak memperoleh bimbingan dari Islam dan al-Qur'an.

Sumber lain juga melengkapi bahwa Jahiliyah diambil dari kata jahala atau juhala yang arti secara bahasa ialah "bodoh" sebagaimana disebutkan dalam Qur’an surat Al-ahzab ayat 72.

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
Tafsir dalam ayat di atas disebutkan bahwa sesungguhnya manusia itu amat zalim terhadap dirinya sendiri dan tidak mengetahui sama sekali akibat dari menerima amanah ini.

Sedangkan menurut istilah kata jahiliyah didefenisikan sebagai berikut:

 لفظ الجاهلية قد يكون اسما للحال ، ومعناها الصفات المرذولة التى كانت عليها الأمة قبل الإسلام من الجهل بالله وبرسوله وشرائع الدين والمفاخرة بالأنساب والكبر والتجبر.. إلخ ، ومنه قول النبى صلى الله عليه وسلم لأبى ذر : ( إنك امرؤ فيك جاهلية ) (رواه البخارى) أى حال أو طريقة أو عادة جاهلية أو نحو ذلك

Kata jahiliyah terkadang digunakan untuk menyebut keadaan, makanya adalah sifat yang hina dimana umat-umat sebelum Islam ada pada sifat ini, berupa kebodohan akan Allah, Rasulullah dan Syariat Agama, mereka membanggakan akan nasab serta sombong dan memiliki sifat memaksa dan seterusnya. Salah satunya adalah ucapan Nabi Saw pada Abu Dzar  "Wahai Abu Dzar, sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliyah." (HR. Bukhari). Maksudnya adalah keadaan atau jalan atau adat jahiliyah dan semacamnya.

Contoh-contoh Jahiliyah dalam al-Quran

Di dalam Qur’an disebutkan kata-kata jahiliyah terdapat dalam beberapa tempat.

Penyebutan ini untuk mensifati perbuatan masyarakat saat itu yang bertentangan dengan tuntunan yang ada dalam al-Quran.

Adapun ayat-ayat yang menjelaskan tentang contoh-contoh jahiliyah adalah sebagaimana dalam beberapa ayat berikut ini:

Jahiliyah dalam Qur’an surat Al-fath ayat 26

إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَىٰ وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
"Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

Kata “ Hamiyatal Jahiliyah “ yang disebut Qur’an ialah berhubungan dengan perilaku masyarakat yang senang membanggakan kesukuan dan golongannya sendiri, maka disifati sebuah perilaku jahiliah, karena sifat tersebut adalah jenis kebanggan masyarakat yang bodoh dan tersesat.

Jahiliyah dalam Qur’an Surat Al-ahzab ayat 33

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَ

”Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. ”

Kata “ Tabarujal Jahiliyah “ yang disebutkan dalam ayat diatas menggambarkan kondisi para kaum perempuan yang berbusana secara berlebihan, berdandan secara berlebihan dan tidak menutup aurat yang harusnya ditutup.

Jahiliyah dalam Qur’an Surat Ali-imran ayat 154

يَظُنُّونَ بِاللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِۜ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الْاَمْرِ مِنْ شَيْءٍۜ قُلْ اِنَّ الْاَمْرَ كُلَّهُ لِلّٰهِۜ يُخْفُونَ ف۪ٓي اَنْفُسِهِمْ مَا لَا يُبْدُونَ لَكَۜ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هٰهُنَاۜ قُلْ لَوْ كُنْتُمْ ف۪ي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذ۪ينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ اِلٰى مَضَاجِعِهِمْۚ وَلِيَبْتَلِيَ اللّٰهُ مَا ف۪ي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا ف۪ي قُلُوبِكُمْۜ وَاللّٰهُ عَل۪يمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ 
Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini".

Kata “ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِۜ“ adalah perilaku berupa masyarakat yang senang berprasangka atau menduga sesuatu atas dasar keyakinan jahiliyah, yang disebut khurafat atau tahayul.

Jahiliyah dalam Qur’an Surat Al-maidah ayat 50

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”
Prof. Dr. Syeikh Umar bin Abdullah menjelaskan bahwa, maksud dari ayat itu adalah apakah mereka menginginkan keputusan zaman Jahiliyyah yang didirikan atas dasar kesewenang-wenangan, monopoli dan hawa nafsu, dan tidak mau menerima keputusan Allah.

Tidak ada keputusan yang lebih baik daripada keputusan Allah bagi kaum yang meyakini kebenaran ayat hukum dalam Al-Qur’an, adapaun selain itu adalah keputusan orang yang bodoh dan mengikuti hawa nafsu.

Itulah informasi tentang Pengertian Jahiliyah dan Contohnya dalam al-Quran. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam memahami ajaran Islam dan menjauhi perkara-perkara jahiliyyah.