Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Untuk Membalas Dendam Pada Orang Lain Dengan Cara yang Baik dan Benar

Terkadang kita tanpa alasan apapun tiba-tiba dibenci atau disakiti oleh orang lain. Ataupun kita sebenarnya telah berbuat baik namun masih saja ada orang usil yang menjahili kita. Hal ini pun bisa membuat kita sakit hati.
Image via pixabay.com

Dengan adanya sakit hati ini pun kita bisa saja bersabar. Namun yang namanya manusia, terkadang karena melampaui batas, ada rasa tidak suka dalam diri kita dan rasa ingin membalas dendam agar orang yang menyakiti kita itu merasakan akibatnya. Tetapi jika kita ingin membalas dendam dengan menginginkan keburukan datang pada orang yang menyakiti kita itu, maka hal ini adalah salah.

Kenapa salah? Karena kita jadi tak ubahnya seperti orang yang menyakiti kita itu, yaitu orang yang memiliki pribadi yang buruk dan pembenci. Dengan demikianlah, kita perlu membalas dendam dengan cara memberi balasan yang baik dengan maksud agar orang yang menyakiti kita itu mau berhenti berbuat buruk dan menjadi orang yang baik.

Terlebih lagi dalam Islam tidak dibenarkan untuk membalas dendam atas perbuatan buruk yang dilakukan oleh seseorang kepada kita. Bahkan kita diberi contoh agar kita memaafkan orang yang menyakiti kita itu. Salah satu sebab mengapa kita dilarang membalas dendam adalah karena jika kita membalas, maka orang yang menyakiti kita itu pun bakalan melakukan sesuatu yang bisa jadi malah lebih buruk lagi. Disinilah kangdidik.com ingin membahas tentang bagaimana membalas dendam pada orang lain dengan cara yang baik dan benar.

Tips Cara Membalas Dendam yang Bisa Mendatangkan  Kebaikan untuk Banyak Orang

Jika kita membalas keburukan dengan keburukan, maka hal itu malah mendatangkan keburukan yang lebih besar lagi. Jika sudah terlalu parah dendam yang ada maka bisa saja terjadi pembunuhan. Hal ini kan tentu tidak baik karena orang yang berkelahi, dimana orang yang membunuh atau yang dibunuh semuanya masuk neraka.

Dalam hadis berikut dijelaskan bahwa Abu Bakrah Nufa’i bin Harits Ats Tsaqafi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِى النَّارِ  . فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ  إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ
“Apabila dua orang Islam yang bertengkar dengan pedangnya, maka orang yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama berada di dalam neraka.” Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, sudah wajar yang membunuh masuk neraka, lantas bagaimana gerangan yang terbunuh?” Beliau menjawab, “Karena ia juga sangat berambisi untuk membunuh sahabatnya.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari
Oleh karenanya, kita perlu berhati-hati dan memilih sikap membalas yang baik kepada orang yang menyakiti kita agar bisa berdampak positif bagi semua orang. Salah satu sikap kita jika disakiti orang lain adalah seharusnya kita memaafkan dan mendoakan orang yang menyakiti itu agar sadar. Hal ini lebih mulia agar kita bisa tidak terjerumus kedalam hal-hal yang buruk.

Untuk membalas dendam dengan cara yang baik dan benar adalah sebenarnya lebih memfokuskan diri sendiri untuk meningkatkan kualitas diri agar lebih baik dan semakin maju. Juga kita memfokuskan diri kepada pekerjaan yang halal dan barokah sehingg usaha dan pekerjaan yang kita usahakan itu bisa mendatangkan banyak keuntungan.

Jika kita masih berada dalam tahap sekolah, maka kita bisa membalas orang yang menyakiti kita dengan prestasi yang kita dapatkan. Caranya adalah dengan membuat diri kita tekun dan serius dalam belajar sehingga orang yang menyakiti kita pun akan kalah dengan sendirinya atas kemampuan dan keberhasilan yang kita dapatkan.

Jika ada orang yang menyakiti kita karena faktor ekonomi kita yang lemah, maka segeralah untuk mencari beragam cara agar kita bisa mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga kita bisa memiliki ekonomi yang mapan. Hal ini adalah cara terbaik untuk bisa membalas dendam kepada orang lain. Namun perlu kita pahami juga bahwa keburukan itu sebenarnya akan mendapatkan balasan tersendiri sehingga kita hanya perlu pasrahkan masalah kepada Allah saja. Banyak sekali bukti-bukti orang yang melakukan keburukan mendapatkan karma atas keburukannya itu sendiri.