Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karomah Qadi Abu Syujak Pengarang Kitab Matan Gayah wa Taqrib atau Matan Abu Syujak

Sahabat semuanya yang dirahmati Allah Swt. Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada kesempatan kali ini, kita akan menyimak tentang kisah karomah Abu Syujak, pengarang kitab matan al-Ghayah wa at-Taqrib atau yang yang juga dikenal dengan kitab Matan Abu Syujak.

Bagi pelajar di pesantren, yang telah mempelajari fiqh Syafi’i, pasti tidak asing lagi dengan kitab matan al-Ghayah wa at-Taqrib atau lebih ringkasnya biasa disebut dengan kitab Matan Taqrib ini.

Kitab tersebut merupakan kitab rujukan pertama bagi para pemula pelajar fiqh Syafi’i. Dan siapa tahu ternyata penulis dari kitab tersebut, yaitu Abu Syujak, ternyata adalah seorang ulama yang memiliki karomah luar biasa, yang akan kita bahas dalam video ini.

Namun sebelum itu, untuk membantu agar channel ini selalu bias memberikan informasi yang bermanfaat, silahkan sahabat klik like, subscribe, dan tinggalkan komentar sahabat di kolom komentar.

Kitab Matan Gayah wa Taqrib merupakan kitab yang populer dan banyak dikaji di kalangan pesantren hingga saat ini.

Kitab Taqrib ini bercirikan sebagai kitab yang tipis dan ringkas, namun memiliki pembahasan yang lengkap mulai dari bab Thaharah hingga bab Itq atau perbudakan.

Pengarang kitab ini memiliki lengkap Ahmad bin al-Husen bin Ahmad al-Asfahaniy yang terkenal dengan panggilan al-Qadhi Abu Syuja’.

Abu Syujak sepanjang hidupnya telah belajar fiqih Syafi’i di Basrah lebih dari 40 tahun.

Dalam Kitab Hasyiah al-Bajuri dan Hasyiah Bujairimi `ala Khatib disebutkan bahwa Abu Syujak memiliki umur yang panjang hingga 160 tahun alias satu setengah abad lebih.

Umur ini tentu terbilang sangat panjang dan pastinya sangat jarang orang di dunia ini memiliki umur sepanjang itu.

Abu Suja’ memang di kenal sebagai seorang imam yang ahli beribadah.

Beliau juga dikenal sebagai sosok yang shalih dan berilmu serta taat dalam menjalankan segala perintah dalam agama.

Abu Syujak pernah menjabat sebagai qadhi atau hakim dan kemudian menjadi menteri.

Beliau menjabat sebagai menteri pada usia 47 tahun.

Dan pada masa jabatannya tersebut beliau banyak menegakkan keadilan dan juga menjunjung tinggi ilmu agama.

Abu Syujak juga terkenal sebagai seorang yang dermaawan. Beliau memiliki 10 pembantu yang berkeliling membagikan shadaqah kepada masyarakat. Masing-masing mereka membawa ribuan dinar yang akan di bagikan kepada orang yang membutuhkan.



Pada suatu masa, beliau pun memutuskan untuk menempuh jalan zuhud dengan meninggalkan beragam gemerlap dan kenikmatan duniawi.

Abu Syujak pun hijrah ke Madinah dan menetap di Masjid Nabawi sebagai khadim atau pembantu di wilayah masjid Nabawi.

Abu Syujak mengabdikan dirinya untuk bertugas di sana, dengan melakukan beragam hal seperti merapihkan tikar, menyalakan lentera dan membersihkan Mesjid Nabawi serta menjadi khadim di Hujrah Rasulullah SAW.

Sejak saat itu, Abu Syujak menjalankan khidmah pengabdiannya sampai akhir hayatnya.

Abu Syujak memiliki karomah, di mana beliau dikarunia umur yang panjang hingga berusia 160 tahun.

Dan uniknya lagi, meskipun dalam keadaan lanjut usia, tidak ada satupun anggota badan beliau yang seakan melemah, semua anggota badan beliau sehat-sehat saja.

Orang-orang pun terheran, dan mereka bertanya tentang sebab anggota badan beliau senantiasa sehat hingga masa tua.

Abu Syujak pun menjawab:



حفظنا ها فى الصغر فحفظها الله فى الكبر

“Aku menjaga anggota tubuhku (dari dosa) ketika masih muda maka Allah pun menjaga tubuhku ketika aku sudah tua.”

Abu Syujak dimakamkan di sebuah ruangan mushalla yang beliau bangun sendiri di dekat Masjid Nabawi di samping pintu Jibril.

Salah satu karomah dari beliau adalah, kitab Taqrib karya beliau memiliki barokah sehingga sampai sekarang pun kitab tersebut masih dikaji di madrasah-madrasah dan pesantren.

Bagi yang pernah mempelajari kitab tersebut akan merasakan bahwa kitab itu adalah kitab yang ringkas namun memiliki muatan yang padat akan keterangan. Seorang pemula pun akan mudah memahami kalimat-kalimat yang ada dalam kitab tersebut.

Kitab Matan Taqrib ini pun disyarahkan atau diberi penjelasan oleh banyak ulama lain antara lain:

Seperti

Muhammad Ibnu Qasim al-Ghazi dengan kitab beliau Fathul Qarib Mujib yang kemudian diberi penjelasan lagi oleh Syaikh al-Bajuri.

Kitab Fathul Qarib ini juga bisa dengan mudah kita temukan di berbagai pesantren di Indonesia saat ini.

Selain Imam al-Bajuri, kitab Fathul Qarib ini pun juga diberi hasyiah lagi oleh banyak ulama seperti, Syeikh Nawawi al-Bantani, Imam al-Azizy, al-Barmawy, dan al-Qalyuby.

Imam Muhammad Khatib Syarbainy (w.977 H) dengan nama kitab beliau Iqna` yang kemudian diberi hasyiah oleh Imam Bujaurimi yang di kenal dengan nama Hasyiah Bujairimi `ala Khatib sebanyak 4 jilid besar.

Sayyid Taqiyuddin al-Hishni juga menyarahi kitab Abu Syujak dengan nama kitab Kifayatul Akhyar fi hill Ghayah al-Ikhtishar.

Syeikh Ahmad al-Akhshashy (w. 889 H) dengan kitab beliau yang bernama Syarah Mukhtashar Abi Suja`.

Dan masih banyak lagi nama-nama ulama yang mensyarahi atau menjelaskan kitab beliau, seperti Syeikh Ahmad bin Muhammad al-Manufi, Syeikh Waliyuddin al-Bashir, dan ulama lainnya.

Selain disyarahkan atau dijabarkan, kitab Matan Taqrib karya Abu Syujak ini juga diubah menjadi nadham oleh seorang ulama yang ahli dalam membuat nadham, yaitu Imam Syarafuddin `Imrithy (w. 989 H) dengan nama Nihayatu Tadrib,

Tak hanya Imam Syarafuddin Imrithi, para ulama lain seperti Syeikh Ahmad al-Absyihy (w. 883 H), Syeikh Abdul Qadir bin al-Mudhaffar (w.892 H) Syeikh Ahmad bin Abdu salam al-Manufi (w. 931 H), Syeikh ad-Dausary (w. 1243 H).

Tak berhenti di situ. Kitab Matan Abu Syujak ini juga telah di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk dalam bahasa bahasa Perancis dan ke bahasa Jerman pada tahun 1987.

Semoga Allah selalu melimpahkan barakah ilmu Abu Suja` kepada kita semua dan Allah memberikann taufiq dan hidayah kepada kita untuk mengikuti jejak beliau. Amiin ya Rabbal `Alamin… Semoga bermanfaat dan terimakasih sudah berkunjung di website kangdidik.com