Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dalam Islam Kapan Saja Diperbolehkan Berbohong

Berbohong Dalam Islam

Dalam agama Islam, berbohong berarti berdusta atau mengatakan sesuatu yang tak sesuai dengan kenyataan. Dusta ini pun bisa berarti pula menyembunyikan informasi atau suatu kebenaran dan mengatakan kepada orang lain dengan informasi yang berbeda.

Berbohong merupakan hal yang berlawanan dengan sikap para Rasul. Para nabi dan Rasul diberi 4 sifat dasar yaitu sidik (jujur), amanah, fathanah (cerdas) dan tabligh (menyampaikan). Adapun sifat kebalikannya adalah berdusta, berkhianat, bodoh, dan menyembunyikan apa yang harusnya disampaikan.

Oleh karenanya, dalam Islam, berbohong merupakan hal dan sifat yang harus dijauhi oleh seorang muslim. Karena sifat tersebut adalah sifat orang-orang musyrik dan munafik yang membawa kepada kesesatan.

Hukum Berbohong Dalam Islam

Dalam Islam, hukum asal dari berbohong adalah haram. Hal ini sebagaimana salah satunya adalah hadis yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. berikut ini:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’” (HR. Bukhari).

Dari hadis di atas jelas sekali bahwasanya Rasulullah Saw. memerintahkan untuk berkata jujur dan menjauhi bohong atau tusta. Dusta itu bisa mengantarkan seseorang ke dalam neraka karena itu adalah tindak kejahatan.

Oleh karenanya, dimana pun seorang muslim berada, dia mendapatkan kewajiban untuk selalu berkata jujur dan menjauhi perbuatan dusta.

Selain berbohong, seseorang pun bisa melakukan tauriyah untuk menghindari bohong dengan ucapan yang bisa dipahami berbeda oleh pendengar.

Bohong Diperbolehkan Dalam Islam

Meskipun demikian, ada kalanya seseorang muslim itu diperbolehkan untuk berbohong. Bahkan adakalanya berbohong itu hukumnya adalah wajib.

Dalam hadis Rasulullah Saw. sendiri pun disebutkan bahwa:

عن أُمّ كُلْثُومٍ بِنْتَ عُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيْطٍ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا سَمِعَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ لَيْسَ الْكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ وَيَقُولُ خَيْرًا وَيَنْمِي خَيْرًا 

“Ummu Katsum berkata: Aku tidak pernah mendengar Rasul SAW memberi keringanan bagi ucapan (bohong) yang telah diucapkan oleh manusia kecuali dalam tiga hal, yaitu, ketika perang, ketika dalam proses mendamaikan antara sesama manusia, serta perkataan (gombalan) suami kepada istrinya, atau istri kepada suaminya.” (HR. Muslim).

Dari hadis tersebut ada tiga hal yang diperbolehkan untuk berbohong, yaitu saat perang, dalam proses mendamaikan dua pihak, dan pujian gombalan suami kepada istrinya dan sebaliknya.

Dengan demikian, larangan berbohong itu sendiri tidaklah mutlak. Sebagaimana pada umumnya bahwa ajaran Islam itu juga melihat kemaslahatan dalam penentuan hukumnya, maka dalam berbohong pun ada rincian-rincian hukumnya.

Adakalanya berbohong itu haram, namun ada kalanya pula berbohong itu diperbolehkan.

Kapan Berbohong itu Diperbolehkan?

Imam Nawawi dalam penjelasannya melanjutkan dengan mengutip penjelasan Imam Ghazali, bahwa berbohong itu bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang baik. Adapun berbohong itu tak diperbolehkan jika tak ada kebutuhan atau bisa dibilang sampai ada sesuatu yang mendesak.

Kalau sebuah tujuan yang baik itu tak bisa dicapai dengan ucapan yang jujur, maka berbohong itu diperbolehkan. Namun jika tujuan itu wajib, maka berbohong itu pun bisa menjadi wajib.

Contoh berbohong yang wajib adalah seperti berbohong kepada seseorang yang mana ia ingin berbuat buruk kepada orang lain. Misanya si Anton ingin membunuh Budi dan Anton bertanya kepada kita di mana Budi berada.

Dalam hal itu kita wajib berbohong demi menyelamatkan nyawa dari Budi. Karena menyelamatkan nyawa itu hukumnya adalah wajib dalam agama Islam. Wallahua’lam.