Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Nyata Bertaubatnya Sepasang Kekasih Dari Perbuatan Zina

Zina Adalah Dosa Besar

Dalam agama Islam berzina merupakan salah satu dosa besar yang hukumannya sangatlah berat. Perzinahan itu sendiri adalah hubungan intim yang dilakukan oleh pasangan yang tidak sah dalam pernikahan atau bukan dengan budak.

Adapun dalam Islam, hubungan intim diperbolehkan selama dengan pasangan pernikahan yang sah atau pun dengan budak yang dimiliki.

Di luar itu maka termasuk perzinahan. Misalnya berhubungan intim dengan seseorang yang tak ada ikatan pernikahan atau budak.

Adapun dalam fikih jika ada pasangan terbukti melakukan perzinahan maka dia akan dirajam jika telah menikah dan akan dicambuk serta diasingkan selama 1 tahun jika belum menikah.

Itu adalah hukuman untuk menebus dosa perzinahan itu sendiri. Alias cara untuk bertaubat dari zina adalah dengan cara tersebut. Namun cara itu adalah cara yang dilakukan pada wilayah negara muslim yang menjalankan syariat.

Lalu untuk negara yang tak diberlakukan syariat Islam seperti di Indonesia, bagaimana cara untuk bertaubat dari dosa zina? Apakah masih ada pintu taubat?

Pintu taubat itu selalu ada dan terbuka selama belum kiamat dan orang yang bermaksiat itu masih hidup. Adapun cara bertaubat dari dosa zina adalah dengan sungguh-sungguh menyesali perbuatannya dan tak mengulangi perbuatan itu lagi.

Berdoa agar Allah Swt. mengampuni adalah harapan yang harus selalu tertali dalam doa agar taubat tersebut benar-benar diterima oleh Allah Swt.

Kisah Terjerumus Dalam Perzinahan

Di sebuah kota tinggallah seorang pemuda yang sebut saja namanya Andi. Dia masih sekolah SMA dan memiliki kekasih yang sebut saja namanya Mawar. Keduanya sedang dimadu kasih.

Namun sayang Andi memilih jalan keliru dengan melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Mawar tanpa ikatan pernikahan. Akhirnya Mawar pun hamil dan kehamilannya pun diketahui oleh orang tuanya.

Usut punya usut Mawar pun mengaku bahwa anak yang dikandungnya itu merupakan anaknya bersama Andi. Keluarga dari keduanya pun berkumpul untuk menyelesaikan permasalahan.

Singkat cerita Andi pun bersedia menikahi Mawar karena memang Andi sangat mencintai Mawar. Pernikahan pun dilangsungkan sebelum perut Mawar kelihatan benar-benar membesar.

Bertaubat dari Perzinahan Dengan Taubat Yang Sebenarnya

Sempat terbesit dari Andi dan Mawar untuk melakukan aborsi sebelum kehamilan itu diketahui oleh orang tuanya. Namun hal itu diurungkan keduanya karena khawatir akan ada yang berbahaya pada Mawar atau bayi.

Mereka pun menerima konsekuensi apa yang mereka lakukan. Berani berbuat maka berani bertanggungjawab, begitu pikir Andi selaku laki-laki.

Sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, Andi pun menikah dengan Mawar. Andi dan Mawar benar-benar khilaf dan bertaubat atas kejadian itu. Mereka sadar bahwa cinta suci yang mereka miliki telah mereka nodai.

Namun Andi dan Mawar merasa bahwa mereka benar-benar khilaf dan salah jalan. Mereka benar-benar menyesal dan ingin sekali bertaubat. Jalan taubat yang mereka pilih adalah menyesali perbuatan itu, tak akan mengulanginya lagi, memutuskan untuk menikah dan membesarkan bayi tersebut.

Bayi Mungil Pun Lahir

Bayi Andi dan Mawar telah lahir dengan lancar. Semua merasa senang dengan kelahiran bayi tersebut. Andi dan Mawar merasa senang meskipun ada perasaan menyesal yang ada dalam hati keduanya. Namun Andi dan Mawar tak akan menyia-nyiakan buah hati mereka berdua itu.

Andi bekerja membuka bengkel sendiri di rumah. Kesukaannya pada otomotif membuatnya memilih untuk bekerja membuka bengkel kecil-kecilan.

Beberapa tetangga Andi dan Mawar pun mencibir pasangan tersebut. Karena keduanya dikenal sebagai pasangan hamil duluan baru nikah. Tapi Andi dan Mawar mencoba bersabar karena itu memang kesalahan yang mereka lakukan. Mereka merasa layak untuk mendapatkan hinaan tersebut.

Namun yang tak terlupakan dari Andi dan Mawar itu, bahwa Allah Swt. itu Maha Pengampun. Jangan sampai putus asa untuk menjalani hidup, apapun masa lalu kita, kita lewati saja. Semua orang pasti punya masalah masing-masing.

Andi dan Mawar pun juga sering mengikuti pengajian yang diadakan di masjid dekat rumahnya. Andi dan Mawar yang dulu telah berubah.

Tahun berganti tahun, usaha Andi dan Mawar pun tak sia-sia. Keduanya memiliki rumah sendiri sekarang meskipun tak terlalu besar. Namun mereka merasa bersyukur bisa menjadi keluarga yang mandiri setelah melewati tahun-tahun yang berat.

Mereka selalu ingat akan adanya harapan dan berusaha untuk selalu bertaubat. Karena dengan bertaubatlah manusia bisa selalu mendapatkan harapan untuk bisa menggapai ampunan dari Allah Swt.

Beda Andi dan Juki

Di desa yang sama ada kasus serupa yaitu perzinahan seperti yang dilakukan oleh Andi. Pelakunya sebut saja namanya Juki. Namun juki berbeda dengan Andi. Juki memilih untuk tak bertanggungjawab dan meninggalkan kekasihnya.

Kabar dari mulut ke mulut beredar di masyarakat. Nasib Juki mengenaskan, jauh dari bahagia. Konon Juki pontang-panting dari satu tempat ke tempat lain mencari penghidupan, tapi seakan dunia itu sempit. Tak ada penghasilan.

Masyarakat pun menilai, meskipun Andi bersalah, namun dia menerima kenyataan dan bertanggungjawab. Beda dengan Juki yang salah dan lari dari kenyataan.

Masyarakat pun jadi punya penilaian, bahwa setiap orang pernah melakukan kekhilafan. Namun orang yang berhasil adalah orang yang mampu mengakui kesalahan dan bertaubat dengan taubat nasuha dari kesalahan tersebut.

Sebaliknya, orang yang lari dari kesalahan dan tak bertanggungjawab, maka dia akan rugi sendiri. Maka dari itu, selalu bertaubat dengan taubat yang sebenarnya berarti kita bertanggungjawab dan berusaha untuk selalu mengharapkan petunjuk Allah Swt. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita. Amin ya Rabbal Alamin.