Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tujuan Penciptaan Manusia Dalam Islam

Tujuan Penciptaan Manusia Dalam Islam, Setiap sesuatu di dunia ini pasti ada hikmah dan tujuannya. Begitu pun juga dengan penciptaan, Allah tidak menciptakan segala sesuati di dunia ini kecuali ada tujuan dan hikmahnya.

Lalu apa Tujuan Penciptaan Manusia Dalam Islam? Apa yang diinginkan dengan adanya penciptaan manusia di dunia ini dalam Islam?

Hakikat Penciptaan Manusia

Manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua hal yaitu jiwa dan tubuh. Kedua hal ini yaitu jiwa dan tubuh itu memiliki kebutuhan berbeda yang harus dipenuhi.

Di dalam tubuh dan jiwa itu pun ada akal yang sangat berguna bagi manusia untuk berpikir dan merenung dalam hidup.

Kebutuhan dasar tubuh kita adalah seperti nutrisi, sandang dan papan. Makanan yang menjadi kebutuhan tubuh misalnya adalah nasi, roti, air, juga kebutuhan lain seperti pakaian dan rumah.

Seperti halnya jasmani, jiwa kita juga punya kebutuhan agar jiwa dan akal selalu sehat, kaya, kuat dan bahagia.

Akal pun harus diarahkan kepada jalan yang benar agar ia selalu sehat dan bisa merenungkan kebenaran. Jika tidak maka akal pun akan tersesat dan kebenaran akan tertutup.

Ketiga komponen di atas, jasmani, roh dan akal itu itu merupakan kelebihan dari manusia yang mana penciptaan manusia berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya.

Hewan misalnya diciptakan dengan roh dan jasad saja, tak punya akal. Inilah hakikat penciptaan manusia bahwa mereka diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna.

Tentu ada tujuan dari penciptaan manusia tersebut sebagaimana yang akan kita bahas dalam bagian berikutnya dalam tulisan ini.

Tujuan Penciptaan Manusia adalah Untuk Beribadah

Jika kita melihat lingkungan sekitar kita sebagai contoh, maka kita akan melihat bahwa setiap benda itu memiliki fungsi dan tujuan.

Kompor misalnya itu diciptakan untuk tujuan sebagai pemanas, lemari es untuk pendinginan, dan lampu untuk penerangan.

Jika kita mengatakan bahwa kompor adalah untuk mendinginkan atau lemari es untuk memanaskan, maka ini adalah hal yang keliru.

Jadi masing-masing makhluk, benda apapun itu ada dan diciptakan karena ada tujuan dibalik penciptaan itu.

Termasuk manusia, mereka diciptakan karena tujuan tertentu. Mereka diciptakan bukan karena tujuan kosong, hidup dan mati saja. Ada tugas besar yang diemban manusia.

Adapun tujuan diciptakannya manusia itu sebagaimana disebutkan dalam al-Quran:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

Jadi tujuan diciptakan manusia adalah Untuk Beribadah Kepada Allah Swt. Tidak untuk tujuan yang lain.

Oleh karenanya, jika manusia mampu hidup sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu agar mereka beriman dan beribadah, maka mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Sebaliknya, seseorang yang kehilangan keyakinan dan ibadahnya maka ia tidak akan bisa mencapai kebahagiaan yang hakiki.

Manusia yang tak bisa memenuhi tujuan diciptakannya ia di dunia akan menjadi manusia yang lelah secara mental dan fisik, akan merasakan sakit dan gelisah.

Manusia Diciptakan Untuk Beribadah Kepada Allah Swt.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa Allah memberi tahu kita mengenai tujuan diciptakannya manusia, yaitu untuk menyembah-Nya.

Semua makhluk hidup akan merasakan keharmonisan jika mereka dapat hidup sejalan dengan tujuan penciptaan.

Burung akan senang jika ia bisa terbang, kuda bisa lari, dan ikan bisa berenang di dalam air. Karena memang untuk itulah mereka diciptakan.

Jika burung tidak bisa terbang, kuda tidak bisa lari, dan ikan tidak bisa mendapatkan air untuk berenang, maka mereka akan merasakan kepedihan.

Manusia pun juga seperti itu. Ketika dia bisa beriman, percaya kepada Allah dan beribadah sesuai dengan tujuan ia diciptakan, maka manusia akan bisa mencapai kedamaian sejati.

Ketika seseorang mendengar kata ibadah, hal yang pertama terlintas di benaknya adalah ibadah seperti shalat, puasa, haji, zakat dan kurban.

Sebenarnya ibadah tidak sesempit itu, setiap jengkal langkah, nafas dan perbuatan yang kita lakukan itu pun harus bernilai ibadah.

Misalnya bekerja, mengasuh anak, dan mengerjakan pekerjaan rumah dengan syarat semuanya itu sesuai dengan anjuran agama maka itu juga dianggap ibadah.

Oleh karena itu, seseorang harus sibuk dengan banyak hal yang bernilai ibadah agar dapat hidup sesuai dengan tujuannya yaitu bisa beribadah kepada Allah Swt.

Hidup Dan Beribadah Hingga Ajal Menjemput

Manusia telah dikirim ke bumi untuk hidup selama beberapa waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, manusia hendaknya tidak mengabaikan waktu yang ia dapat di duni.

Manusia harus bisa memanfaatkan waktu itu untuk bekerja dan beramal soleh. Manusia tidak boleh lalai untuk bekerja demi rumah abadinya di akhirat kelak.

Oleh karenanya, manusia hendaknya beribadah selama hidupnya agar bisa mencapai tujuan hidup yaitu beribadah kepada Allah Swt. Dengan demikian, ia akan menjadi manusia yang hakiki dan memperoleh kebahagiaan yang hakiki pula. Wallahua’lam.