Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa isi kitab Zabur?

Kitab-kitab Yang Berasal dari Allah Swt

Allah Swt menurunkan beberapa kitab dan lembaran kepada para Nabi yang berisi wahyu petunjuk dari-Nya. Ada 4 kitab samawi atau kitab dari langit yang dikenal dalam ajaran Islam. Di antaranya adalah al-Quran, Injil, Taurat dan Zabur.

Namun dari keempat kitab tersebut, yang masih terjaga keasliannya adalah al-Quran. Allah mengatakan bahwa isi al-Quran itu terjaga dari perubahan hingga hari kiamat. Adapun kitab lainnya seperti Injil, Taurat dan Zabur semuanya telah dirubah dan tidak asli lagi.

Lalu apa saja isi dari kitab Zabur? Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Zabur dan isi kitab Zabur tersebut.

Isi Kitab Zabur

Dalam Al-Qur’an, kitab Zabur disebut dengan kata “zabur”, kata jamaknya adalah “zubur”. Adapun kata Zabur ini artinya adalah buku. Nama Zabur ini juga punya nama lain yaitu Mazmur. Artinya Zabur dan Mazmur ini adalah nama yang sama.

Kata Zabur muncul di tiga tempat dalam Al Qur’an, dan kata Zabur itu berhubungan dengan sosok Nabi Dawud.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam ayat: “…Kami memberikan Mazmur kepada Daud.” (an-Nisa, 163)

Kata Zubur, di sisi lain, tidak hanya terkait dengan sosok Nabi Dawud, tetapi pada umumnya terkait dengan pembahasan pada kitab-kitab yang diberikan kepada semua nabi. Di antaranya adalah seperti hal berikut ini yang dinyatakan dalam Al-Qur’an:

وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ

Dan sungguh, (Al-Qur’an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu. (Syuara 196)

Ayat ini juga merujuk pada fakta bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga diberi kabar gembira dalam kitab-kitab suci yang ada sebelumnya.

Dalam QS. Al-Anbiya’ Ayat 105 dijelaskan bahwa di dalam Zabur tertulis tentang bumi yang akan diwarisi oleh hamba Allah yang termasuk orang-orang salih:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ

Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.

Tidak ada informasi lebih lanjut yang menjelaskan tentang detal Zabur dalam Al-Qur’an. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa kitab Zabur diberikan kepada Nabi Dawud sebagai salah satu karakteristik keunggulannya dan tanda kenabian.

Para Ulama Islam menyatakan bahwa tidak ada permasalahan yang terkait dengan aturan atau hukum dalam yang disebutkan dalam kitab Zabur. Adapun Zabur ini hanya berisi tentang doa dan permohonan kepada Allah SWT.

Nabi Dawud, yang datang setelah Nabi Musa (alayhis Salam), dalam menerapkan hukum agama Islam/Tauhid beliau bertindak sesuai dengan aturan yang ada dalam kitab Taurat.

Kitab Zabur, di sisi lain, adalah kumpulan pujian yang bertujuan untuk mewujudkan cinta dan kasih sayang Allah pada manusia, dan untuk mencari perlindungan kepada Allah SWT.

Zabur adalah kitab yang sepenuhnya berbentuk syair. Faktanya, ada bagian dalam Alkitab atau Injil yang disebut “Mazmur” atau Zabur, yang berarti potongan-potongan ayat yang dinyanyikan dengan iringan musik. Jumlah ayat ini adalah 150 buah. Sekitar 70 dari ayat itu dikaitkan dengan Nabi Dawud, dan dinyatakan bahwa yang lain adalah milik orang lain.

Oleh karena itu, Mazmur atau Zabur pada hari ini bukanlah Mazmur yang disebut-sebut telah diberikan kepada Nabi Dawud dalam Al Qur’an. Karena Zabur, dengan semua bagiannya, tidak dapat dijaga dan dicatat seperti pada saat pertama kali diturunkan kepada nabi Dawud, dan telah mengalami banyak campur tangan manusia hingga saat ini. Kebenaran sejarah ini menghilangkan kemungkinan bahwa Mazmur mungkin juga ada dalam bentuk aslinya.

Pada kenyataannya, Mazmur hari ini mulai ditulis lima ratus tahun setelah kematian Nabi Dawud. Dikisahkan juga bahwa selain kehidupan dan informasi dari nabi Dawud, puisi dari sekitar 100 penyair yang tidak dikenal, yang sumbernya tidak diketahui, juga ditambahkan ke dalam Zabur.

Sampai saat ini, belum ditentukan secara pasti oleh siapa Zabur masa kini ditulis dan apakah itu ditulis melalui wahyu atau dengan ilham.  Bahkan ada yang mengatakan, “Mereka yang mengklaim bahwa Zabur/Mazmur ditulis oleh Nabi Daud adalah pendapat yang sangat lemah yang tidak memiliki dasar; Kekeliruan pemikiran ini sudah jelas.”

Konsep Tuhan dalam Mazmur juga bersifat antropomorfik, yaitu, menghubungkan gambar dengan Tuhan Yang Mahakuasa, seperti dalam Taurat. Seperti di bagian lain dari Alkitab, itu bertentangan dengan tauhid dengan menganggap seorang anak dari Allah. Dalam Mazmur/Zabur yang ada pada saat ini, diriwayatkan bahwa Nabi Dawud alayhis Salam- berkata dalam salah satu munajatnya:

“Tuhan berkata kepadaku: “Kamu adalah anakku! Aku telah memilikimu sebagai seorang anak hari ini!” (Mazmur 2/7)

Akibatnya, Mazmur hari ini hanyalah sebuah buku puisi. Tidak ada di dalamnya selain beberapa munajat yang dikaitkan dengan Daud -alaihis-salâm- dan lainnya. Juga tidak diketahui berapa banyak dari puisi-puisi tersebut sebagai Zabur yang asli.