Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Siapakah imam yang memiliki karangan kitab al-muwattha?

Kitab Muwatta Salah satu Kitab Hadis

Dalam dunia Islam, hadis Nabi merupakan hal yang sangat penting karena hadis nabi merupakan salah satu dari sumber hukum Islam setelah al-Quran. Hadis itu sendiri berarti segala petunjuk yang berasal dari Rasulullah saw baik ucapan, perbuatan maupun segala hal yang disetujui oleh Rasul.

Karena penting itulah hadis tersebut banyak dikumpulkan dan diteliti keasliannya oleh para ulama. Kenapa hadis perlu diteliti dan dikumpulkan? Karena sejak awal hadis tidak terkumpul seperti al-Quran. Hadis ada pada para sahabat yang mana mereka tersebar ke berbagai penjuru negeri karena berdakwah terutama setelah Nabi saw wafat.

Hadis itu diajarkan kepada para tabiin, kemudian kepada para tabi tabiin sehingga setelahnya banyak ulama yang mencari dan mengumpulkan hadis-hadis tersebut dalam satu buku.

Salah satu buku atau kitab hadis yang disebut-sebut sebagai kitab hadis terstruktur dan rapi pertama yang mengumpulkan berbagai hadis dari Nabi adalah kitab Al-Muwatta.

Lalu apa itu kitb Muwatta? Siapa Pengarang kitab Muwatta? Apa saja isi Kitab Muwaatta? Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang kitab Muwatta ini.

Siapakah imam yang memiliki karangan kitab al-muwattha?

Siapakah imam yang memiliki karangan kitab al-muwattha? Jawabannya adalah Imam Malik. Imam hadis yang menulis sekaligus pemilik kitab al-Muwatta’ adalah Imam Malik ini. Oleh karenanya, banyak yang menyebut kitab ini dengan Muwatta Malik, artinya kitab Muwatta karya Imam Malik.

Kitab al-Muwatta dianggap sebagai kitab hadits pertama yang tersusun secara rapi dalam sejarah hadits. Kitab inidisusun atas permintaan khalifah Abbasiyah Abu Ja’far Mansur. Menurut kisah tersebut, Khalifah meminta Imam Malik untuk mengumpulkan hadits-hadits yang sahih yang dimilikinya dalam sebuah buku untuk kepentingan umat Islam.

Imam Malik pun yang memenuhi permintaan khalifah tersebut. Beliau mengarang kitab yang berisi hadis sahih. Setelah kitab itu jadi Imam Malik menunjukkan karyanya tersebut kepada sekitar 70 ahli hukum dari Madinah. Mereka pun mengakui kitab tersebut kemudian beliau menamakannya al-Muwatta, yang berarti populer dan mudah digunakan.

Meskipun saat itu banyak pengarang kitab hadis memberi nama karyanya dengan nama seperti Jami (kumpulan) dan musannaf (karangan), namun nama Muwatta adalah nama yang baru atas kitab-kitab hadis pada zaman itu.

Isi kitab Muwatta Malik

Kitab al-Muwatta, secara keseluruhan terdiri dari hadits marfu atau hadis dari Nabi (saw), hadis Maukuf atau hadis berupa kata-kata para sahabat dan hadis maqtu atau fatwa para tabiin.

Hadits Marfu merupakan hadis yang paling banyak dalam kitab al-Muwatta. Menurut Abu Bakar al-Abhuri, ada sekitar 1.720 hadits di al-Muwatta, termasuk 600 musnad, 222 mursal, 613 maukuf, dan 285 maktu.

Menurut Ibn Hazm, di dalam al-Muwatta ada lima ratus musnad dan tiga ratus hadits mursal. 70 hadits yang diantaranya adalah hadits-hadits yang lemah.

Isi utama dari al-Muwatta, seperti yang disebutkan di atas, adalah hadis dari Nabi saw. Selain hadits Nabi, kata-kata dan fatwa para sahabat dan para pengikut sahabat atau Tabiin juga disertakan.

Disebutkkan bahwa Imam Malik memilih hadits yang ia hafal dari sepuluh ribu hadits. Dia merevisinya setiap tahun dan menghasilkan beberapa hadits yang lolos seleksi. Pada tahap ini, semua hadits yang telah diseleksi itu diterima sebagai hadits pilihan.