Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Tentang Loyalitas Tanpa Batas

Artikel ini adalah bagian dari buku Membangkitkan Hidup dengan Mutiara Hadis Rasulullah Saw. Serial Motivasi Hadis Nabi.

Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Tentang Loyalitas Tanpa Batas

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Dari Nu’ban bin Basyir, beliau berkata, “Rasulullah Saw. bersabda, ‘Perumpamaan orang yang beriman dalam cinta dan kasih sayang sesama mereka adalah bagaikan satu tubuh yang bila salah satu anggota tubuh mengeluh sakit maka seluruh anggota tubuh yang lain tidak dapat tidur dan selalu merasa panas (demam)’.” (HR. Muslim).

Manusia adalah makhluk sosial, yang artinya ia sangat menggantungkan kehidupannya dengan keberadaan orang lain. Manusia harus rela berbagi dan menaruh perhatian untuk sesamanya, karena belum tentu ia akan terus-menerus dalam keadaan yang berbahagia. Bisa jadi suatu saat ia dalam keadaan terpuruk sehingga membutuhkan uluran tangan dari orang lain. Kata bijak mengungapkan, “Hidup ini bukan hanya tentang kebahagiaanmu sendiri tapi juga tentang berbagi kebahagiaan bersama orang lain.”

Tingginya rasa saling mengasihi sesama muslim, karena saking kuatnya kesetiaan itu, Rasulullah Saw. menggambarkannya layakya satu tubuh. Satu saudara muslim jika mengalami penderitaan dan kekurangan, maka saudara yang lain akan merasakannya sekaligus berusaha mengatasi persoalannya. Inilah sebenar-benarnya persahabatan manusia sebagai makhluk sosial yang pasti selalu membutuhkan bantuan orang lain.

Rasulullah Saw. dalam hadis lain juga bersabda, “Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian, sampai ia mencintai saudaranya sesama muslim, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari). Dari hadis inilah kita mengetahui bahwa saling mengasihi itu didasari dengan membuang jauh-jauh perasaan egois, dan menyamakan orang lain dengan pribadi sendiri. Beginilah rasa tulus dan ikhlas selalu menjadi predikat seorang muslim sejati dalam kehidupan sehari-hari, tak pelak dari persahabatan sejati dalam naungan Islam.[]