Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Hati-hatilah Terhadap Harta

Artikel ini adalah bagian dari buku Membangkitkan Hidup dengan Mutiara Hadis Rasulullah Saw. Serial Motivasi Hadis Nabi.

Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Hati-hatilah Terhadap Harta

عَنْ كَعْبِ بْنِ عِيَاضٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِى الْمَالُ
Dari Ka’b bin Iyad, beliau berkata: “Aku mendengar Nabi Saw. bersabda: ‘Setiap umat mempunyai fitnah dan fitnah yang menimpa umatku adalah harta’.” (HR. Tirmidzi).
img pixabay.com
Hati-hatilah terhadap harta karena harta bisa menguasai seseorang dan menjadikannya orang yang lalai terhadap perintah Tuhan-Nya. Allah Swt. berfirman, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (Qs. Al-Takasur 102: Ayat 1-2). Dalam ayat lain Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Qs. Al-‘Adiyat 100: Ayat 6-8).

Semakin kaya seseorang, ia akan semakin kikir. Kisah Qarun telah membuktikan bahwa harta telah membutakan hati manusia. Begitu juga cerita rakyat tentang Malin Kundang yang menggambarkan harta dan tahta mampu membuat seorang anak menjadi durhaka kepada ibunya, dan sang anak pun akhirnya dikutuk menjadi batu. Semakin banyak harta tidak menjamin seseorang menjadi semakin tergugah hatinya untuk berbagi. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Psychological Science, orang miskin memiliki empati lebih besar daripada orang kaya. Dari beragam percobaan yang dilakukan, terbukti bahwa masyarakat kelas bawah lebih baik saat membaca emosi di wajah seseorang. Kekurangan harta memang mampu mengundang rasa peka terhadap lingkungan sekitar karena ia merasakan betul kesusahan dalam keadaan yang serba kekurangan.

Namun jangan keliru menafsirkan kita tidak boleh untuk mencari harta duniawi. Yang menjadi masalah adalah kita dikendalikan oleh harta. Jadi menjadi kaya adalah dianjurkan dalam Islam, namun dengan kekayaan tersebut seseorang bisa menjadi lebih dekat dengan Allah dengan cara banyak melakukan kebaikan. Nabi Muhammad saw pun kaya raya ketika muda karena beliau sukses berdagang. Para sahabat pun banyak yang kaya raya. []