Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Bangun Integritas

Artikel ini adalah bagian dari buku Membangkitkan Hidup dengan Mutiara Hadis Rasulullah Saw. Serial Motivasi Hadis Nabi.

Hadis Motivasi Hidup, Kerja dan Belajar: Bangun Integritas

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَاؿَ مَا خَطَبَػنَا نَبُِِّ اللَّوِ صَلَّى اللَّوُ عَلَيْوِ وَسَلَّمَ إِلاَّ قَاؿَ لاَ إِيََافَ لِمَنْ لاَ
أَمَانَةَ لَوُ وَلاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَو
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabiyullah Saw. tidak berpidato kecuali berkata, „Tidak ada
iman bagi orang yang tidak memiliki amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak
menjaga janjinya‟.” (HR. Ahmad).

Amanah adalah perkara yang berat dimana semua makhluk tak ada yang mampu
untuk menerimanya. Tetapi manusia dengan kezalimannya, serta-merta menerima amanah
yang sangat berat bebannya. Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikul-lah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat jahil, sehingga
Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin
laki-laki dan perempuan; sehingga Allah menerima taubat orang-orang Muk-min laki-laki dan
perempuan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab 33: Ayat 72-
73).

Integritas memiliki arti sebagai sebuah dorongan dalam diri seseorang agar bisa menjadi lebih baik, juga menjalankan amanah atau kepercayaan yang dibeirkan kepadanya dengan baik dan bersungguh-sungguh dalam berusaha untuk mewujudkan segala tujuan. Integritas sendiri adlaah gambaran tentang kesungguhan diri dalam melakkukan pekerjaan yang dibalut dengan kejujuran. Integritas itu sendiri masuk ke dalam tatanan jiwa, terpatri dalam pikiran, dan teraplikasi dalam tingkah laku sehingga segala komponen ini bekerja menjadi sebuah jiwa yang satu, jiwa yang berintegritas dan beramanah.

Ciri-ciri integritas yang ada dalam diri seseorang adalah, orang tersebut melaksanakan tugas dan kewajiban dengan senang hati tanpa merasa ada beban atau paksaan. Ia bisa bekerja dengan baik dan menyelesaikan segala hal sesuai prosedur. Integritas sebagai pribadi muslim berarti selain melaksanakan amanah dalam agama, juga melaksanakan amanah dalam kegiatan muamalah bersama manusia lainnya.

Menjaga integritas dan amanah yang diembankan kepada seseorang itu sangatlah berat. Oleh karenanya, orang yang mampu menjaga integritasnya, adalah orang yang akan mewarisi Surga Firdaus dan merekapun kekal di dalamnya. “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikul-nya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Mu‟minun 23: Ayat 8-11).

Kata bijak mengatakan, “Jalanilah kehidupan dengan penuh integritas dan hormati orang lain.Konsistensi dalam kata dan perbuatan. Melakukan dan menepati apa yang Anda katakan pada orang lain.” Brian Tracy mengatakan, Perekat yang menyatukan suatu hubungan, termasuk hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin adalah kepercayaan, dan kepercayaan itu dibangun atas dasar integritas.”[]