Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips dan Cara Mengatasi Demam Panggung dan Rasa Grogi atau Nredek

Ini merupakan salah satu permasalah penting yang sering menjadi alasan seseorang takut untuk menyampaikan pidato, presentasi atau berbicara di depan publik. Grogi dan Demam panggung. Grogi biasanya muncul saat sebelum menyampaikan pidato atau presentasi dan demam panggung muncul saat sedang menyampaikan pidato atau berbicara di depan orang banyak. Gejala-gejala umum yang timbul biasanya adalah telinga terasa panas, keringat bercucuran, jantung berdetak lebih keras, kaki sulit digerakkan karena kaku, dan pikiran bingung entah kemana. Bahkan yang lebih parah bisa menyebabkan rasa mual dan ingin muntah, hehe, terlalu parah kalau sampai kayak gitu.
img pixabay.com
Kita juga malu dong kalau punya rasa grogi dan demam panggung. kalau kita grogi dan demam panggung, bisa-bisa kesempatan emas meraih prestasi jadi hancur berantakan. Padalah kesempatan itu datangnya satu kali. Pas ditunjuk ikut lomba pidato misalnya, kalau kita grogi dan punya penyakit demam panggung jadinya kita takut untuk ikut dan hilanglah kesempatan emas di depan mata. Sayang sekali bukan.

Tips dan Cara Mengatasi Demam Panggung dan Rasa Grogi atau Nredek

Sebenarnya apa sih yang menyebabkan grogi dan demam panggung?
Kalau dilihat, jika seseorang merasa grogi maka ujung-ujungnya dia akan terkena demam panggung. Grogi itu sendiri biasanya muncul kalau mental kita jatuh saat berada dalam acara. Saat kita datang ke dalam acara, ternyata acara yang dilaksanakan tidak seperti apa yang kita bayangkan sebelumnya seperti acaranya terlalu mewah, panitia yang terlihat professional dan lain sebagainya. diri kita merasa kaget setengah mati, dan akhirnya pusssss, kita jadi minder, grogi dan akhirnya demam panggung.

Terkadang grogi itu timbul karena faktor dari pendengar atau para tamu yang hadir. Tak disangka-sangka, guru, kiyai, atau senior kita yang lebih perpengalaman dari kita, hadir dan duduk tepat di depan kita. Wah, rasanya malah muka jadi merah putih. Soalnya mereka kita anggap lebih mampu dan mumpuni atas apa yang ingin kita sampaikan dalam pidato. Materi-materi yang telah kita persiapkan begitu matangnya seakan hilang bagaikan tulisan diatas pasir yang diterpa ombak.

Ada juga yang memang punya penyakit grogi sejak lahir, bahasa Jawa-nya gawan bayi (bawaan dari sononya). Tapi pendapat ini tidak perlu dipercaya dan diyakini sepenuhnya. Toh kalau kita mau berusaha semaksimal mungkin kita pasti bisa kok. Saya sudah membuktikannya.

Untuk mengatasi grogi, sebenarnya hal yang paling penting untuk dilakukan adalah merenung. Ingat, agenda yang paling pokok untuk dijadikan bahan renungan adalah “mengapa saya grogi”. Pertanyaan itu harus kita cari-cari jawabannya, dan apabila ketemu kita juga harus bisa mengatasinya. Akan tetapi jawaban yang paling umum dan juga jawaban yang dahulu saya temui ketika masih punya penyakit grogi adalah “saya tidak tahu, saya tiba-tiba saja grogi, secara spontan dan tidak ada maksud untuk grogi”.

Nah, coba kita renungkan, saat kita ingin menyampaikan pidato dan kita merasa grogi, kita ingatkan diri kita bahwa para audiens yang duduk untuk mendengarkan pidato kita adalah sama seperti kita yaitu manusia. Pastinya tidak ada alasan bagi kita untuk grogi, karena yang kita hadapi juga sama-sama manusia kan. Mereka pun jika menempati posisi seperti kita (penyampai pidato), pastinya juga merasakan hal yang sama sebagaimana yang kita rasakan kok, bahkan mungkin lebih grogi-an mereka.

Buatlah hati anda segembira mungkin, percaya diri, dan jauhkanlah dari perasaan buruk. Terkadang, sebelum menyampaikan pidato, seseorang banyak bertanya-tanya dalam hati “bagaimana pidato saya nanti ya?, bagus atau ndak?”. Ini merupakan salah satu penyebab timbulnya grogi dan demam panggung. Mantapkanlah diri anda dan katakan dalam hati “pidato saya pasti bagus, dan saya akan lancar dalam menyampaikan pidato saya nanti”.

Janganlah terpengaruh dengan keadaan sekitar. Mungkin kita mendapatkan bagian nomor dua atau nomor tiga dalam kesempatan menyampaikan pidato. Dan saat kita menunggu giliran, ternyata pidato yang disampaikan, kita rasa lebih bagus daripada pidato yang akan kita sampaikan. Ingat! Buanglah jauh-jauh perasaan ini. Perasaan ini hanyalah penilaian anda, dan tidak menutup kemungkinan orang lain akan melakukan penilaian yang berbeda. Janganlah rasa percaya diri kita hilang karena perkara ini, dan anggaplah perasaan ini hanyalah angin yang hanya numpang lewat dipikiran kita.

Point berikutnya yang menjadi alasan seseorang merasa grogi adalah kurangnya persiapan. Persiapan dalam segala aspek sangat penting terutama dalam hal materi yang akan disampaikan. Mungkin kita ingin membawakan model pidato serta merta (tanpa persiapan). Jika kita kurang terbiasa melakukannya, hal ini bisa menjadi penyebab timbulnya grogi. Kasus lainnya adalah, disaat anda diundang menghadiri sebuah majlis dan disana ternyata ada kesalahan teknis sehingga orang yang bertugas tidak dapat hadir untuk menyampaikan pidato. Anda lalu diminta untuk menggantikan posisinya karena dianggap orang yang mumpuni. Nah, anda perlu berhati-hati, jika memang tidak ada persiapan sama sekali baik dalam hal materi maupun pengalaman dan anda yakin anda memang tidak mampu, lebih baik tolak saja daripada tumbang diatas panggung.

Latihan adalah metode jitu untuk mengatasi grogi. Semakin tinggi jam terbang anda berlatih pidato maka semakin tinggi pula keberhasilan anda dalam melawan rasa grogi. Buatlah diri anda terbuka dan biarlah orang-orang disekitar anda melayangkan ribuan kritik pada diri anda. Ingat, semakin banyak kritik maka semakin banyak pula kesempatan anda untuk berbenah diri. Anda bisa minta bantuan kepada teman-teman anda untuk menyaksikan dan menyimak pidato yang anda sampaikan.

Manfaatkan fasilitas-fasilitas disekiar anda. Terkadang, emosi seseorang terbawa ke dalam suasana penyampaian pidato. Nah, anda dapat memanfaatkan handphone atau alat perekam lain untuk berlatih pidato. Rekam pidato anda, dan koreksilah apakah pidato anda menarik dan sudah sesuai menurut keinginan anda.

Beberapa resep untuk menghilangkan rasa grogi adalah:
1. Anggaplah anda berbicara dengan orang-orang yang levelnya di bawah anda (bukan berarti merendahkan). Kalau pendengar anda adalah guru atau senior anda dimana mereka anda anggap memiliki kemampuan diatas anda, maka anda akan gugup, grogi, dan demam panggung. Pembimbing saya dahulu bilang kepada saya “kalau kamu berpidato, bayangkanlah dirimu seolah-olah berbicara dengan batu”. Jika kita dapat melakukan hal demikian, Insyaallah grogi akan hilang dan sukseslah pidato kita.

2. Usahakan diri anda se-familiar mungkin dengan audiens. Tebarkan pandangan anda ke segala penjuru audiens.  Kalau memang anda cocok dengan menatap mata audiens, maka tataplah mata mereka dengan pandangan santai dan menyenangkan. Hal ini tidak disarankan bagi anda yang mempunyai kecenderungan sebaliknya karena terkadang tatapan mata dapat menimbulkan grogi bagi sebagian orang. Untuk mensiasatinya, tetaplah berusaha memandang kesegala arah dengan menghindari kontak mata. Anda dapat melihat kerudung atau peci pendengar misalnya.

3. Pegang erat-erat barang disekitar anda. Misalnya mimbar tempat dimana anda berdiri menyampaikan pidato. Gerak-gerakkan tangan anda untuk tetap merasakan darah mengalir di jari-jari tangan.

4. Ungkapkan segala perasaan yang melanda diri anda (kalau memungkinkan). Seperti “sebenarnya saya merasa grogi dan gugup bapak ibu sekalian”. Ini akan lebih membuat diri anda plong, dan anda akan merasa lega telah mengungkapkan masalah dalam diri anda.