Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengapa Islam Menghargai Perbedaan Pendapat?

Mengapa Islam Menghargai Perbedaan Pendapat?
Dalam agama Islam, memang perbedaan pendapat adalah hal yang dianggap lumrah saja dan itu bukanlah hal baru.

Juga perbedaan pendapatpun bukan hal yang buruk, dimana hal ini bisa kita amati dalam tradisi ulama Islam.

Banyak sekali kitab yang dikarang oleh para ulama yang isinya adalah mengkaji para pendapat ulama yang lain, memberi kritik dan memberi pendapat yang berbeda dengan dalil masing-masing.

Meskipun berbeda, mereka menganggap hal itu adalah lumrah dan itu adalah tanda bahwa pemikiran dalam Islam sedang hidup.

Sikap Toleran terhadap Perbedaan Pendapat

Salah satu alasan kenapa Islam menghargai pendapat adalah adanya toleransi yang besar dari kalangan umat muslim, terutama kalangan para ulama.

Para ulama bisa menunjukkan sikap berilmu yang dewasa, dan mereka memiliki toleransi serta penilaian yang objektif. 

Dan mereka senantiasa siap dalam menerima kebenaran dari sebuah pendapat dari siapapun. 

Para ulama itu pun tidak mengatakan bahwa pendapatnyalah yang paling benar sehingga harus diikuti. 

Salah satu alasan berikutnya mengapa Islam menghargai pendapat, terutama para ulama yang meskipun memiliki pandangan mereka juga menghargai pendapat orang lain adalah karena, kebenaran yang mutlak hanyalah milik Allah Swt.

Hal ini bisa kita perhatikan misalnya, dalam setiap penutupan sebuah pendapat atau sebuah kitab, maka para ulama akan mengatakan, wallahu a'lam bisshawab (Hanya Allah lah yang tahu atas kebenaran).

Salah satu contoh tentang Islam yang menghargai perbedaan pendapat adalah misalnya ucapan Imam Syafii yang paling populer berikut:
"Pendapatku benar, tapi memiliki kemungkinan untuk salah. Sedangkan pendapat orang lain salah, tapi memiliki kemungkinan untuk benar." 

Mengapa Islam Menghargai Perbedaan Pendapat?

Ada beberapa alasan mengapa Islam mampu menghargai perbedaan pendapat. Di antaranya adalah beberapa poin berikut ini:

1. Perbedaan Pendapat Adalah Ketetapan Allah

Manusia diciptakan dengan bentuk dan cara berpikir yang berbeda-beda. 

Oleh karenanya, mutlak pasti manusia memiliki perbedaan pendapat. 

Tidak mungkin manusia memiliki pendapat yang sama, karena manusia adalah makhluk yang kreatif yang berpikir.

Jadi perbedaan ini tidak mungkin dapat dihindari dan pasti terjadi dimanapun. 

Manusia diciptakan secara tidak sama, melainkan mereka diciptakan dengan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal, sebagaimana terdapat dalam Al Quran surah Al hujarat ayat 13 berikut:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Jadi dengan adanya manusia yang berbeda-beda dan memiliki pemikiran yang berbeda, maka mereka harus bisa membuat perbedaan itu menjadi keharmonisan.

Makanya manusia harus berusaha untuk menghargai pendapat agar bisa hidup secara harmonis dan saling rukun antara satu dengan yang lain.

2. Satu-satunya Jalan Kebaikan Adalah Dengan Menghargai Perbedaan Pendapat

Karena manusia berbeda dan memiliki pemikiran yang berbeda, maka wajarlah jika muncul perbedaan pendapat.

Dan salah satu cara untuk mencapai kebaikan bersama dalam perbedaan ini adalah dengan cara menghargai pendapat itu sendiri.

Cara menghargai perbedaan pendapat, misalnya jika pendapat itu salah, maka harus dengan cara mengkritik dan menggunakan jalan bermusyawarah. 

Hal ini pun sama seperti Nabi Muhammad Saw, dimana beliau diciptakan sebagai nabi yang memiliki watak lembut sehingga umat manusia bisa memeluk agama Islam dengan mudah. 

Dalam ayat al-Quran disebutkan:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Dengan demikian, maka alasan penting mengapa Islam menghargai perbedaan pendapat adalah karena jalan terbaik untuk menyikapi perbedaan itu adalah dengan berdialog secara baik dan tidak memaksa.

3. Tiada yang Benar Kecuali Allah

Dalam hal pemikiran Islam, para ulama sebagaimana disebutkan sebelumnya meskipun memiliki pendapat sendiri mereka tetap dengan rendah hati mengatakan, Allah Yang Maha Tahu atas yang benar.

Hal ini adalah karena tiada yang tahu atas yang paling benar secara hakiki kecuali Allah. 

Jadi akhlak para ulama itulah yang perlu kita contoh, bahwa pendapat kita bisa jadi benar dan bisa jadi salah. 

Namun pendapat orang lain pun juga bisa jadi benar bisa jadi salah pula. 

Dan yang paling benar adalah Allah Swt. sehingga kita harus objektif melihat pendapat orang lain, jika benar kita juga harus menerimanya.

Juga kita tidak bisa memaksakan pendapat karena bisa jadi pendapat kita itu keliru. 

Tentu cara untuk menyikapi perbedaan pendapat ini adalah dengan dialog yang didasarkan pada dalil atau argumen yang kuat.

Contoh Islam menghargai perbedaan pendapat

Beberapa contoh dalam hal menghargai perbedaan pendapat dari kalangan ulama misalnya, Imam Ahmad bin Hambal pernah berfatwa agar imam hendaknya membaca basmalah dengan suara keras dalam memimpin shalat.

Namun pendapat ini bertentangan dengan mazhab Ahmad bin Hambal sendiri yang menyebutkan bahwa yang dianjurkan bagi orang yang shalat adalah mengecilkan bacaan basmalahnya.

Mengapa pendapat yang dikeluarkan demikian? Hal ini adalah, bahwa pendapat itu dikeluarkan Ahmad demi menghormati paham ulama-ulama di Madinah, dimana waktu itu para ulama-ulama Medinah berpendapat bahwa lebih utama bila bacaan basmalahnya dikeraskan.

Rangkuman Mengapa Islam Menghargai Perbedaan Pendapat?

Jadi jika ada pertanyaan misalnya jelaskan alasan anda mengapa islam menghargai perbedaan pendapat jelaskan alasan anda atau mengapa islam menghargai perbedaan pendapat jelaskan alasanmu, maka berikut ini adalah rangkumannya:

1. Perbedaan pendapat adalah sunnatullah, karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan berbeda-beda. Maka untuk menyikapinya harus dengan menghargai perbedaan pendapat itu.

2. Satu-satunya jalan kebaikan adalah dengan menghargai perbedaan pendapat, karena perbedaan pendapat pasti ada.

3. Tiada yang memiliki perbedaan pendapat yang mutlak benar, karena yang tahu tentang kebenaran hakiki hanyalah Allah Swt. Sehinga kita harus menghormati pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat diri sendiri.