Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi'liyah Serta Contohnya Dalam Ilmu Nahwu

Selamat datang pembaca semuanya, kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah yang ada dalam ilmu nahwu.

Penjelasan tentang definisi dan pengertian Jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah ini sangat penting untuk bisa memahami ilmu nahwu dan bahasa Arab secara lebih rinci.

Sebagai langkah awal dalam memahami tentang apa yang dimaksud dengan jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah, kita perlu untuk memahami tentang apa yang dimaksud dengan jumlah dalam bahasa Arab. 
Pengertian Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi'liyah Serta Contohnya Dalam Ilmu Nahwu
Bahwa pengertian jumlah dalam bahasa Arab adalah kumpulan dari kalimat atau kata tunggal yang menjadi susunan kata. 

Jika susunan kalimah ini menunjukkan makna maka disebut dengan الجُمْلَةُ المُفِيْدَةُ atau kalimah yang memberi arti. 

Adapun jumlah mufidah atau susunan kalimah yang mengandung arti ini dibagi menjadi dua, yaitu jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah. 

Berikut ini kita akan membahas tentang apa yang dimaksud jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah.

Pengertian Jumlah Ismiyah Beserta Contohnya

Sekarang kita akan membahas tentang pengertian atau definisi dari Jumlah Ismiyah serta contoh-contohnya. 

Sebagaimana kita tahu dari namanya, kata ismi berarti kata benda. Adapun pengertian dari jumlah ismiyah adalah jumlah (kalimat) yang diawali dengan isim (kata benda).

Secara lebih rinci, jumlah Ismiyah berarti kalimat yang terdiri dari susunan mubtada' dan khabar.

Kita bahas lagi untuk mengingat pengertian dari Mubtada', bahwa Mubtada' adalah isim yang dibaca rafa' yang biasanya berada di awal kalam. 
Mubtada' berposisi sebagai subyek dalam bahasa Arab sehingga mubtada' harus mempunyai beberapa sifat khusus yaitu: 

Pertama, harus berupa ma'rifat (kata yang diketahui, kata khusus, tertentu dan spesifik. contoh: nama orang, lafadz yang ditambahi dengan alif dan lam di awal atau disebut al ma'rifat. 

Kedua, Dibaca rafa' dalam i'rabnya. Semua Mubtada' akan dibaca rafa' dengan tanda masing-masing sesuai dengan lafadz yang menjadi mubtada' itu sendiri.

Kalimah kedua dalam susunan jumlah Ismiyah setelah mubtada' adalah khabar. 

Khobar merupakan predikat dalam kalam dimana ia  berfungsi sebagai penjelas atau memberi keterangan mubtada' (subyek).

Sebagai mana kita tahu bahwa khobar bisa berupa kata atau anak kalimat dengan syarat-syarat berikut: 
Pertama, khabar harus berupa kata tak tertentu atau nakiroh (kata umum). 

Kedua, khobar dibaca dengan i'rab rafa' dengan tanda yang sesuai dengan keadaan lafadz yang menjadi mubtada'.

Sebagai tambahan pula, Mubdata' dan khobar yang menjadi susunan dalam jumlah Ismiyah ini keduanya harus mempunyai sifat yang sama.

Artinya adalah ketika mubdata'nya berbentuk lafadz mudzakar maka khobar juga harus mudzakar,

Juga mubtada' dan khabar harus sama dalam segi mufrad, tasniyah, atau jamak. Jika Mubtada' adalah mufrad, maka khabar haruslah mufrad begitu pula seterusnya.

Contoh jumlah Ismiyah

Berikut ini adalah contoh-contoh dari jumlah Ismiyah dengan penjelasannya:
زيد عالم 
Kata ini berarti Zaid adalah orang yang alim. Zaid berkedudukan sebagai mubtada' dengan dibaca rafa' dengan tanda dhammah karena termasuk isim mufrad.

Zaid juga merupakan isim mufrad dengan jenis mudzakkar atau kata benda dengan jenis laki-laki.

Sedangkan alim dibaca rafa' karena menjadi khabar. Sama dengan mubtada', alim berjenis mudzakkar dan mufrad.

أنا طالب
Artinya adalah aku adalah seorang murid. Kalimat ini terdiri dari dua kata, yaitu ana dan thalib, dimana ana menduduki posisi mubtada' dan thalib menduduki posisi khabar. 


Susunan ini disebut dengan jumlah Ismiyah karena terdiri dari mubtada' dan khabar. 

العلم نور.
Ilmu adalah cahaya, susunan kalimah ini adalah susunan kalimah jumlah ismiyah dimana mubtada'nya adalah kata al-ilmu dan khabarnya adalah nur.

Rincian Jenis dan Contoh Jumlah Ismiyah

Pada contoh-contoh berikut ini, kita akan membahas tentang beragam jenis jumlah ismiyah yang bisa dibuat dengan ragam mubtada' yang berbeda-beda. 

1. Mubtada' Berupa Nama atau Isim
محمد جامل
Kata ini berarti Muhammad adalah ganteng. Terdiri dari mubtada' yang berupa nama atau isim.

2. Mubtada' Berupa Dhamir Munfasil 
أنتَ مسلمٌ
3. Mubtada' Berupa Isim Isyarah
هذا معلمٌ
4. Mubtada' Berupa Isim Maushul
الذي فاز بالمسابقة شاعِرٌ
5. Mubtada' Berupa Isim Mashdar yang Dita'wil
أن تدرس خيرٌ لكَ
6. Mubtada' Berupa Isim Ma'rifat Karena Idhafah
مدير المدرسة شديدٌ

Contoh Jumlah Ismiyah Dalam Al-Quran


Berikut ini adalah beberapa contoh Jumlah Ismiyah yang ada dalam al-Quran:
اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ
Arti dari penggalan ayat ini adalah, Allah adalah pencipta segala sesuatu. 

Allah merupakan mubtada' dan Khaliqu Kulli syai' adalah termasuk khabarnya.

الله غني عن العالمين
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam

Susunan di atas adalah jumlah ismiyah dengan Allah sebagai mubtada' dan ghaniyyun anil alamin sebagai khabarnya.

Pengertian Jumlah Fi'liyah Beserta Contohnya


Definisi jumlah fi'liyah: Jumlah fi'liyah adalah jumlah atau kalimat yang diawali dengan fi'il (kata kerja) baik dengan bentuk lampau atau bentuk sekarang. 

Adapun susunan kalimat dengan jumlah fi'liyah ini terdiri dari fi'il sebagai kata kerja dan fa'il sebagai pelaku atau subjeknya.

Sebagaimana disebutkan di atas, kata kerja atau fi'il dalam susunan fi'liyah ini bisa berupa fi'il madhi (kata kerja lampau) dan juga  bisa  menggunakan fi'il mudhari' atau pekerjaan yang sedang dilakukan.

Perlu kita bahas lebih lanjut bahwa fa'il yang berkedudukan sebagai subjek kalimat itu bisa berbentuk fail yang dhahir atau yang tampak juga bisa berbentuk fa'il yang dhamir atau yang tak tampak. 


Contoh Jumlah Fi'liyah

Berikut ini adalah contoh-contoh dari jumlah Ismiyah dengan penjelasannya:
قال رسول الله صلي الله عليه و سلم
Artinya: Rasulullah Saw. Bersabda

Jumlah kalimat di atas adalah contoh dari jumlah fi'liyah dimana kalimat diawali dengan kata kerja qala yang berarti telah berbicara dengan bentuknya fiil madhi atau kata kerja dengan zaman yang sudah lampau.

Adapun kata rasulullah adalah fa'il atau subjek dari kata qala. Rasulullah menempati kata fa'il yang dhahir karena terlihat.

هل جاء ابوك؟ نعم, قد جاء
Contoh berikutnya tentang jumlah fi'liyah adalah pada kata قد جاء yang berarti ya (dia) telah datang. 

Susunan ini adalah susunan jumlah fi'liyah dengan ja'a sebagai fiilnya dan dhamir tersimpan sebagai failnya. 

Adapun dhamir yang tersimpan berupa هو dalam kata ja'a itu kembali kepada kata ابوك.

Itulah informasi tentang pengertian dan contoh jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah yang perlu kita pelajari dan pahami agar bisa lebih memahami secara mendalam ilmu nahwu dan bahasa Arab. 

Terkadang dalam ujian, akan ada soal yang memberi perntah seperti berikan contoh jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah karena kita memang dituntut untuk memahami kedua jumlah ini secara baik dan benar. 

Dengan membaca dan memahami contoh kalimat jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah, kita diharapkan bisa menjawab soal misalkan seperti jelaskan pengertian jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah.

Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita secara lebih mendalam.