Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kehidupan Sayyidina Abu Bakar Saat Memeluk Islam hingga Menjalani Hidup Bersama Rasulullah Saw

Kehidupan Abu Bakar Ra.
Tak cukup kata-kata indah untuk menggambarkan sifat Abu Bakar Ra., seorang sahabat Rasulullah Saw. paling utama dan paling dekat, sekaligus khalifah pertama yang menggantikan nabi ketika wafat. Kali ini kangdidik.com akan membahas tentang kehidupan beliau baik saat memeluk agama Islam hingga menemani nabi hingga wafat.

Beliau pun termasuk dari golongan awal orang-orang yang masuk Islam, dimana Ibnu Kasir dalam al-Bidayah wal Nihayahnya menyebutkan bahwa golongan dari laki-laki dewasa yang bukan budak yang pertama kali masuk Islam adalah Abu Bakar.


Abu Bakar as-Shiddiq, yang berarti orang yang membenarkan, adalah gelar agung yang diperolehnya karena tanpa berpikir apapun ia langsung saja membenarkan semua ucapan nabi Muhammad Saw. meskipun tidak bisa dinalar secara akal, saat itu adalah ketika nabi Muhammad selesai melakukan perjalanan Isra dan Miraj.

Sahabat yang paling dekat yang setia kepada Allah, Nabi Muhammad Saw., Islam dan para orang muslim. Abu Bakarlah yang menemani Rasulullah Saw. dimana pun dan kemanapun Rasulullah Saw. pergi.

Ketika Rasulullah Saw. shalat di Kakbah, kafir Quraisy marah dan mereka menyerang Abu Bakar yang melindungi Rasulullah Saw. Hingga muka Abu Bakar lebam karena pukulan dari orang-orang kafir Quraisy itu, dan dirinya pingsan karena keroyokan itu, tak sadarkan diri. Ketika sadar, satu yang ia katakan, dimana Rasulullah? Bagaimana keadaannya? Ia bahkan tak memikirkan dirinya sendiri.

Saat orang-orang muslim golongan budak yang lemah dipaksa dan disiksa agar murtad, Abu Bakar tampil untuk membeli mereka dengan mengeluarkan seberapa pun uang yang ia miliki. Untuk membantu saudara sesama muslim yang lemah, hingga bapaknya bilang mengapa ia menghambur-hamburkan uang untuk membeli budak yang lemah? Ajaklah orang yang kuat untuk masuk Islam, sehingga mereka bisa lebih membantu Islam. Jawab Abu Bakar, aku hanya ingin membuat senang Allah dan Rasulnya, yang berarti apapun yang ia lakukan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan karena Allah, Rasul dan Islam.

Ketika Nabi Saw. melakukan perjalanan ke Medinah, mereka berdua beristirahat dan bersembunyi di Gua Hira. Nabi tidur di dengan kepalanya berada di pangkuan Abu Bakar Ra. Tiba-tiba ada kalajengking menyengat kaki Abu Bakar, rasa sakit tak tertahankan tapi enggan berbuat apa-apa karena khawatir membuat Rasulullah Saw. terbangun.

Saking sakitnya air mata pun tak tertahankan, hingga menetes pada Rasulullah Saw. dan membangunkannya. Ada apa gerangan? Ternyata Rasulullah Saw. pun tahu hingga beliau memberi tiupan yang menyembuhkan rasa sakitny.

Sejarah Sayyidina Abu Bakar Memeluk Islam

Abu Bakar adalah saudagar dimana ia sebagaimana saudagar Arab lainnya melakukan perjalanan ke tempat-tempat tertentu untuk berdagang. Waktu itu dirinya baru saja kembali dari Yaman untuk berdagang dan beberapa temannya pun memberitahukan kepada Abu Bakar bahwa saat dirinya pergi berdagang, Muhammad mengatakan bahwa beliau merupakan Rasulullah atau utusan Allah.

Dalam beberapa riwayat, misalnya dalam kitab Hayatussahabah (Kehidupan Sahabat) disebutkan bahwa Abu Bakar masuk ke dalam Islam karena ajakan Rasulullah Saw. Dalam sebuah riwayat Aisyah yang tidak lain adalah putri dari Abu Bakar sendiri mengatakan bahwa Nabi Muhammad dan Abu Bakar adalah kawan dekat. Pada suatu hari, ketika Abu Bakar bertemu dengan Rasulullah, Abu Bakar bertanya, "Wahai Abul Qasim ( Ayahnya Qasim, panggilan nabi), ada apa denganmu sehingga dirimu tidak terlihat di perkumpulan kaummu dan orang-orang menuduh bahwa dirimu telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain lain?"

Mendengar pertanyaan dari kawannya ini, Rasulullah Saw. pun bersabda, "Sesungguhnya aku adalah Rasulullah (utusan Allah) dan aku mengajakmu kepada Allah."

Abu Bakar telah mengetahui sifat Nabi Muhammad Saw. sejak lama, bahwa Nabi Muhammad adalah orang jujur dan terpercaya, bahkan tiada cela tentangnya. Bahkan orang-orang pun tak ada yang meragukan sifat amanah nabi, bahkan banyak orang masih menitipkan barang dagangannya pada Nabi. Dengan demikianlah Abu Bakar dengan sangat mudah menerima apa saja yang disampaikan Nabi kepadanya.

Nabi tentu sangat senang sekali akan keislaman kawan dekatnya ini, bahkan sampai-sampai digambarkan tidak ada seorang pun yang berada di antara kedua gunung di Mekah ini yang merasa sangat gembira melebihi kegembiraan Rasulullah Saw. saat itu.

Berita tentang wahyu dan kerasulan ini pun menyebar dikalangan para orang-orang terdekat. Abu Bakar yang telah mengenal Usman bin Affan dengan dekat pun mendatanginya untuk masuk Islam. Juga Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan Sa'd bin Abi Waqqas, dan semuanya ini pun masuk Islam. Cukup banyak orang yang masuk Islam melalui Abu Bakar. Keadaan ini berlanjut hingga orang-orang mengikrarkan keIslamannya untuk berbaiat menjadi hamba yang taat pada ajaran Islam.

Kehidupan Abu Bakar Asshiddiq setelah masuk Islam

Meskipun Abu Bakar memiliki kepribadian yang kuat dan bersih sehingga dengan mudah mau menerima agama Islam dan berjuang di dalamnya, ada saja cobaan yang muncul dalam keluarganya sendiri. Konon Istri pertamanya yang bernama Qutaylah binti Abdul Uzza engan menerima Agama Islam, lalu Abu Bakar pun memutuskan untuk mencerianya. Istrinya yang lain yang memiliki nama Ummi Ruman mau menerima agama Islam dan taat kepada ajakan Abu Bakar.

Tak hanya itu saja, semua anak Abu Bakar mau menerima ajakan ayahnya kecuali satu orang, yaitu Abdurrahman bin Abi Bakar yang memilih untuk tetap pada keyakinan nenek moyangnya sehingga membuat Abu Bakar dan anaknya ini berpisah. Tapi pada akhirnya, anaknya ini masuk Islam dan menjadi muslim pada waktu perjanjian Hudaibiyah.

Dengan Masukknya Abu Bakar ke dalam Islam, membuat banyak orang berduyun-duyun masuk Islam, karena Abu Bakar pun memiliki kawan yang banyak juga sifatnya yang baik sehingga orang-orang pun yakin kepada dirinya dan juga ajaran Islam yang ia sebarkan dari Rasulullah Saw.

Masa Dimana Abu Bakar Mendampingi Rasullullah Saw.

Abu Bakar bisa dekat dengan Nabi Muhammad Saw. ketika nabi menikah dengan Khadijah binti Khuwailid. Nabi menjadi tetangga dekat Abu Bakar dan mereka berdua semakin dekat dan saling mengenal antara satu dengan yang lain. Disamping mereka berdua adalah pedagang.

Keislaman Abu Bakar tak lantas membuat kehupannya aman dari bahaya. Sebagaimana pada umumnya umat muslim di Mekah, Abu Bakar juga mengalami gangguan hingga dipukuli saat melindungin Nabi Muhammad Saw. saat shalat di Kakbah.

Abu Bakar banyak membeli para budak muslim yang disiksa untuk murtad untuk kemudian dimerdekakan. Salah satunya adalah Bilal bin Rabbah, seorang sahabat Nabi yang memiliki suara merdu. Para budak itu tidak ada pilihan karena mereka adalah kaum lemah yang tanpa perlindungan. Jika seorang muslim bukan budak, maka biasanya mereka akan mendapatkan perlindungan dari keluarganya, meskipun keluarganya bukan muslim.

Kedekatan Nabi dan Abu Bakar ra. semakin erat ketika putrinya menikah dengan Nabi, yaitu Aisyah binti Abu Bakar. Jadi Abu Bakar adalah mertua Nabi Saw. Hal ini terjadi setelah hijrah ke Madinah.

Abu Bakar selalu dekat dengan nabi hingga nabi menjelang wafat, dimana Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam shalat oleh Rasulullah Saw., menggantikan beliau. Ketika Nabi wafat, Umar Ra. marah-marah kepada orang yang mengatakan bahwa Nabi telah wafat. Di situasi yang menyedihkan itu, Abu Bakar dengan rasa tabah menyadarkan Umar bahwa nabi pun bisa wafat, dan memberi semangat kepada orang muslim untuk tetap menjaga agama Islam.