Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Santri Buruk Rupa Mendapatkan Jodoh, cerpen islami romantika cinta di pesantren

Kisah cinta dalam pesantren memang memiliki makna filosofis yang tersendiri. Unik dan terbalut dengan pesan-pesan ilahi. Berikut ini adalah cerpen islami tentang romantika cinta di pesantren. Cinta seorang santri putri kepada santri putra di sebuah pesantren. Dalam cerpen cinta islami pesantren.

Sebelum subuh itu si Saipul sudah duduk bersila di pojok masjid pesantren. Di tangannya ada kitab kecil yang saat ini sedang ia hafalkan, sebagai tugas rutinan yang menjadi target yang ingin dia hafal. Saiful memang setiap hari istiqamah shalat malam dan menunggu waktu azan karena ia dan temannya si Fuad seringkali berlomba untuk azan subuh. Kadang Saipul kadang pula Fuad yang menang perlombaan ini. Kali ini Saipul menang karena Fuad sepertinya bakal bangun pas ada obrakan pengurus pondok karena tadi malam ia kebagian tugas kerja bakti sehingga kelelahan.

Suara merdu Saipul paling banyak terdengar dalam untaian azan, terutama azan subuh. Suaranya yang indah terdengar hingga semua wilayah pesantren dan luar pesantren. Semua orang yang mendengar suaranya pasti seperti tersihir karena suaranya yang memiliki lekuk indah.

Tapi apa daya Saipul seringkali menjadi bahan tertawaan sesama santri. Saipul seringkali menjadi bahan tertawaan karena satu hal tapi kompleks, yaitu wajah dan postur tubuhnya yang dianggap buruk rupa. 

Tubuh gendut, kulit seperti hitam kusam, wajah apalagi. Ia sering menjadi bahan bercandaan yang kelewatan dari teman-temannya. Bahkan kangdidik.com pun pernah mendengar bagaimana teman-temannya Saipul bercanda berlebihan kepadanya.

Tapi ya begitulah santri, terkadang Saipul sendiri menjadi bahan bercandaan teman dekatnya hingga kelewatan batas. 

Misalnya temannya bilang, hey bokong panci, potongan beton, muka genteng, itu sudah biasa. Saipul dan teman-temannya sering terbahak-bahak dengan saling mengolok. Santri memang seperti itu, kalau sudah menjadi teman dekat bercandanya malah kelewatan.

Dalam diri Saipul memang sering muncul kekhawatiran, iya bagaimana besok masa depan ku. Bisakah aku mendapatkan jodoh dengan model praupan (rupa) ku yang jauh dibawah standar ini? Tapi ya sudahlah, ini termasuk takdir mubram (takdir yang tak bisa dipilih), katanya. Yang penting apa yang menjadi ajaran kyai aku lakukan.

Saipul lulus madrasah Aliyah, dan setelah lulus ia bingung mau kemana. Teman-temannya banyak yang kuliah atau melanjutkan mengabdi di rumah masing-masing dengan bekerja. Ada beberapa santri yang tetap tinggal di pesantren untuk mengabdi, salah satunya adalah Saipul ini.

Hari demi hari, hingga bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Saipul tetap rajin mengabdi di pesantren. Tahulah kalian kalau santri salaf yang mengabdi di pesantren itu bisa berlama-lama tinggal di pesantren. Ada yang menyebut mereka santri lapuk, karena terlalu lama menyantri dan mengabdi.

Hati Saipul galau, ketika mendengar teman-temannya masing-masing mendapatkan jodoh. Dan Saipul tersadar bahwa ternyata umurnya sudah tak remaja lagi, karena umur 30 tahun harusnya sudah bermain dengan anak di rumah, atau mengajak keluarga foto di alun-alun pas sore hari sebagaimana ia lihat di facebook beberapa temannya.

Tapi ya sudahlah, yang penting istiqamah mengaji dan berdoa. Jodoh Allah yang mengatur. Kita hanya bisa berdoa, berusaha dan meminta. Itu saja yang diketahui oleh Saipul.

Karena sudah senior, Saipul pun mendapatkan mandat untuk mengajar para santri. Dan suatu ketika Saipul terlihat berlari ke arah ndalem Kyai. Ternyata baru saja mendapat kabar kalau Saipul dipanggil oleh Kyai. Tak ada santri yang tak lari kalau sudah mendapatkan panggilan dari ndalem, terlebih dipanggil oleh kyai.

Kyai, pul kamu tak nikahkan mau? Tangan Saipul bergetar tidak bisa menjawab apa-apa. Sangat tak biasa kyai memanggilnya di jam-jam setelah subuh, apalagi ternyata menanyakan hal ini tanpa ada mukaddimah sebelumnya. 

Bagi Saipul, pertanyaan yang sepertinya lebih sederhana daripada pertanyaan di ujian nasional yang pernah ia lewati ini ternyata hanya membuatnya terdiam seribu bahasa.

Yowes telfono wong tuamu njaluk restu. Nek iyo sesuk tak nikahne. Ya udah, telfon orang tuamu dulu. kalau mau besok tak nikahkan. Nanti malam aku kasih tahu calonmu.

Saipul kembali ke kamar pondok dengan kaki yang serasa tak menyentuh tanah. Bukannya ringan, tapi seakan dirinya berjalan di dunia lain karena tak tahu harus bagaimana untuk menjawab pertanyaan kyai. Ia pun menelfon orang tuanya, dan orang tuanya hanya bilang, aku restui, ikuti saja kehendak kyai.

Setelah ngaji isya Saipul pun dipanggil kyai lagi. Dan Saipul menjawab, enggeh kyai, saya ikut kyai saja.

Saipul pun diberi tahu jodohnya, ternyata adalah seorang santri putri yang pernah dia ajar. Sebelumnya si santri putri dengan nama Nurul ini sudah ditanya kyai dan setuju dinikahkan dengan Saipul.

Diam-diam ternyata Nurul memiliki sebuah perasaan kepada Saipul karena suatu malam ketika di masjid Nurul berdoa, semoga aku mendapatkan jodoh seseorang yang sama istiqamah denganku untuk shalat malam. Semoga besok bisa istiqamah dengan jodohku yang juga bersemangat shalat malam. Waktu itu Nurul adalah santri baru yang baru saja pindah dari pondok lain untuk melanjutkan sekolah di Aliyah, dimana di sekolahnya dulu tidak ada.

Dan kebetulan ketika dia berdoa, itu dirinya berada di ruang masjid putri, dimana ruang ini khusus imuntuk santri putri. Dengan jarak kurang lebih 20 meter adalah masjid putra. Masjidnya satu tapi ruang putri dibangun sendiri dengan tembok yang bersekat terbuka agar bisa dijadikan tempat berjamaan dengan bermakmum pada jamaah di masjid putra.

Ketika Saipul masuk dan shalat malam itulah, Nurul ketika berdoa memohon, semoga bisa shalat malam bersama dia. Karena ketika malam masjid tidak dihidupkan, Nurul tidak tahu siapa itu. Dan ternyata santri itu adalah Saipul. Sejak lama Nurul menyimpan rasa namun tak pernah ia ungkapkan pada siapapun.


Nurul pun sama seperti Saipul, dimana ia memutuskan untuk mengabdi di pesantren. Bedanya, Nurul itu punya fisik yang cantik dan menawan, berbanding balik dengan Saipul. Banyak pria baik tetangga dan juga para santri yang datang melamar Nurul, tapi ia menolak mereka semua. Kyai menanyai Nurul, kamu itu banyak yang ngelamar tetapi kenapa semua kamu tolak? Jawab Nurul, mungkin belum cocok Abah.

Dan kyai pun berinisiatif untuk menikahkan Nurul dengan Saipul, dan ternyata Nurul setuju. Keduanya di pertemukan, ditanya oleh kyai. Saipul yang juga tahu Nurul karena pernah mengajarnya waktu pengajian nahwu pun juga setuju untuk dinikahkan dengan Nurul. Sesuai dengan jadwal, akad nikah pun dilangsungkan di masjid pesantren dengan dihadiri oleh keluarga Nurul dan Saipul.

Akhir kata, diam-diam Nurul yang mencintai Saipul pun berjodoh. Saipul yang menggantungkan nasibnya pada Allah pun ternyata mendapatkan ganjarannya, berupa jodoh yang tak terpikirkan. Dimana dengan fisiknya yang di bawah standar ternyata bisa mendapatkan jodoh wanita yang cantik dan shalihah.

Sekarang Saipul dan Nurul hidup bahagia dengan tetap mengabdi pada sore hari di pesantren, karena rumahnya tak terlalu jauh dari pesantren. Cinta Nurul yang tak melihat fisik tetapi melihat keindahan hati merupakan berkah santri solehah yang menjadi jodoh Saipul, seorang santri kusut yang dulu menjadi bahan olok-olokan temannya. Nurul seakan jawaban Allah bagi doa Saipul, bahwa kesabaran dan ketelatenan akan berbuah keindahan.

Setelah menikah Saipul pun berbenah. Karena sudah ada yang merawat, jadinya Saipul sudah lebih mendingan dari Saipul yang dulu. Keduanya bahagia karena menikah atas dasar cinta yang berlandaskan ketakwaan dan keikhlasan. Menjadi keluarga bahagia dari dua santri yang mencintai dengan ketulusan iman dan takwa.

Nama dan tempat kejadian sengaja disamarkan. Cerita lebih banyak perubahan, namun intinya adalah santri yang buruk rupa pun akan tetap mendapatkan jodoh yang soleh solehah jika ia bisa bersabar, memperbaiki kualitas diri dan mau mengembangkan kemampuannya dibidang ilmu. Cantik dan ganteng tak hanya fisik belaka, cantik dan ganteng dalam hal jiwa adalah cantik dan ganteng yang sebenarnya. Itulah  cerpen islami romantika cinta di pesantren inspirasi dari kehidupan santri. Semoga bisa memberi inspirasi positif.