Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sekolah Sebagai Media Inkubator Kewirausahaan, Keterampilan & Moral Siswa

Jika kita memahami secara lebih mendalam tentang sekolah, sebenarnya sekolah tidak hanya berfungsi sebagai transfer ilmu dan pengetahuan semata. 

Sekolah sebenarnya bukan hanya tempat untuk belajar keterampilan dan pengetahuan, dimana seorang siswa bisa menyelesaikan tugas tertulis atau menjawab pertanyaan yang telah diajarkan sesuai dengan kisi-kisi.

Fenomena lain yang sangat disayangkan adalah metode belajar dimana seorang siswa hanya dituntut untuk belajar menghafal dan menjawab soal secara monoton di sekolah.

Hal ini berbanding balik pada apa yang menjadi kebutuhan vital saat ini, yaitu para siswa generasi muda dituntut untuk memiliki manajemen diri dalam menempuh kehidupan di masa yang akan datang.

Manajemen diri ini salah satunya adalah pada proses pembelajaran yang menekankan kemampuan untuk bekerja pada orang lain atau bekerja secara mandiri sehingga bisa hidup mapan setelah lulus baik dari jenjang sekolah wajib atau perguruan tinggi.

Para pengamat menyatakan bahwa arah pembelajaran pada siswa semacam inilah yang membuat generasi di Indonesia memiliki kualitas yang jauh di bawah dari siswa di negara-negara lainnya. 

Hal ini karena apa yang dipelajari dengan sistem menghafal dan dan terpaku pada kisi-kisi itu akan dilupakan saat lulus dari jenjang itu. Hal ini pun mengakibatkan bahwa waktu berproses yang digunakan pada bangku sekolah menjadi sia-sia belaka.

Para pengamat lebih lanjut memberi masukan bahwa seyogyanya sekolah itu juga mampu memberi bekal pada para muridnya untuk siap maju dan terjun berkarya dalam ranah masyarkaat. Siswa itu harus memiliki kemampuan berprilaku dan bersikap dewasa yang baik, beriman dan bertakwa serta memiliki mental kuat untuk terus berusaha.

Atas landasan inilah para pengamat pendidikan pun menyebutkan bahwa sebuah pendidikan yang baik dan diperlukan saat ini adalah pendidikan yang bisa mencetak siswa untuk siap bekerja dan menjalani hidup di masyarakat. 

Kebanyakan sekolah saat ini hanya mempersiapkan siswanya untuk bisa melanjutkan ke pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. 

Orientasi ini pun sebenarnya menutup kemampuan siswa yang sebenarnya jika ditempa dengan cara yang tepat pasti bisa menghasilkan pribadi yang berkualitas. 

Oleh karena hal inilah, kangdidik.com akan membahas tentang fungsi sekolah sebagai media inkubator kewirausahaan, keterampilan & moral siswa.

Sekolah Sebagai Media Inkubator Kewirausahaan, Keterampilan & Moral Siswa

Kenyataan di atas sebenarnya harus menjadi pertimbangan bersama dalam mengoreksi fungsi sekolah sebagai tempat transfer ilmu menjadi tempat yang memiliki fungsi yang lebih luas. 

Yaitu sebagai tempat untuk menggembleng para siswa agar mereka memiliki keterampilan agar siap terjun dalam masyarakat.

Salah satu jenis sekolah yang berorientasi pada kerja adalah SMK. Namun tak menutup kemungkinan ada kekurangan pastinya dalam sistem SMK dimana para siswa yang juga hendak melanjutkan ke perguruan yang lebih tinggi akan kesulitan karena memang SMK difokuskan pada pencetakan kader siap kerja.

Yang menjadi masalah penting dalam hal ini adalah bagaimana mengarahkan sekolah-sekolah yang ada dengan membuat arah baru dalam mendidik para siswanya, dari arah pencapaian ilmu dan pengetahuan menjadi diimbangi dengan arah pencapaian pada pemberian bekal pengalaman kewirausahaan, keterampilan serta moral.

Mengapa hal ini penting? Seluruh waktu siswa pada umur jenjang sekolah banyak dihabiskan untuk mengikuti proses pendidikan sekolah. Hal ini menjadikan siswa tak punya waktu dan kesempatan di luar sekolah untuk belajar tentang kewirausahaan, keterampilan serta moral.

Alasan berikutnya adalah karena sekolah sebagai lembaga formal sangat sesuai dalam menentukan arah pendidikan dan pembelajaran secara teratur dan terstruktur. Ada beberapa orang yang tidak melalui jenjang sekolah tapi mencapai keberhasilan, namun hasilnya sangat sedikit. Dengan mengandalkan sekolah, maka pembelajaran yang tepat dan terstruktur akan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Poin-poin itulah yang menjadikan sekolah sebagai media inkubator kewirausahaan, keterampilan & moral siswa yang tepat dan efisien, dibandingkan lembaga pendidikan lainnya.

Beberapa Hal berikut ini adalah yang Harus Diperhatikan agar bisa mewujudkan Sekolah yang lebih baik lagi dan mewujudkan sekolah sebagai media inkubator kewirausahaan, keterampilan & moral siswa

Beberapa hal berikut ini bisa dijadikan sebagai langkah praktis (praksis) yang bisa dilaksanakan untuk menempa sisi keterampilan, kewirausahaan dan moral siswa.

Mengurangi Pelajaran Teori yang Tidak Penting

Dengan lebih menekankan pembelajaran pada teori yang utama dan terpenting dalam standard pencapaian pembelajaran, juga memfokuskan pada pembelajaran yang bersifat membumi yang dialami oleh masyarakat.

Lebih Menekankan Pada Pendidikan Moral dan Agama Sebagai Asas Utama

Hal ini bisa dijadikan sebagai pekerjaan rumah atau projek yang harus dilaksanakan oleh setiap siswa. Misalnya siswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan masyarakat dengan membawa absensi mandiri yang harus dibubuhkan oleh penyelenggara kegiatan.

Melaksanakan Pendidikan Keterampilan di Berbagai Bidang Sesuai Minat, Bakat dan Kemampuan

Biasanya dilaksanakan kegiatan ekstra kurikuler yang melibatkan siswa berdasarkan minat masing-masing, misalnya kesenian, ketarampilan tangan, komputer dan lain sebagainya.

Setiap Siswa Harus Belajar Berdagang (Jual Beli) Sebagai Pembelajaran Untuk Berwirausaha

Saat ini untuk berdagang tidak harus susah-susah mencari modal besar dan membutuhkan alat produksi yang besar. Tinggal menggunakan media online untuk mencari barang dan memasarkannya kembali dengan sistem dropshipping. 

Kemampuan dalam berdagang di era digital harus dipelajari oleh siswa agar bisa bersaing dalam kehidupan selanjutnya.

Setiap Siswa Sudah Memiliki Penghasilannya Sendiri Hasil dari Bisnis yang Dijalaninya

Target selanjutnya adalah hendaknya para siswa selain belajar berdagang juga memiliki penghasilan sendiri yang bisa dimanfaatkan untuk modal berikutnya atau sebagai modal untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi.

Menjadikan Sekolah Sebagai Tempat Belajar 24 jam

Di beberapa negara, ada fasilitas kesiswaan yang dibuka selama 24 jam untuk kegiatan apapun yang berguna bagi pengembangan siswa. Di Turki misalnya ada istilah gedung genclik merkezi atau pusat kepemudaan yang bisa dimanfaatkan secara gratis dengan fasilitas ruangan untuk belajar, rapat atau mengadakan kegiataan kesiswaan.

Menyediakan Fasilitas Menginap Bagi Siswa yang Memerlukan

Pada beberapa siswa ada pula hambatan dalam belajar yang dikarenakan oleh masalah biaya. Atau karena sekolahnya jauh sehingga memerlukan tenaga dan waktu panjang untuk berangkat dan belajar di sekolah. 

Hal ini bisa disiasati dengan membangun gedung untuk fasilitas menginap bagi siswa yang memungkinkan mereka tidak pulang pergi setiap hari dari rumah ke sekolah jika hal itu memberatkan.

Siswa Mendapatkan Tugas Magang

Hal ini berguna karena pengalaman magang adalah belajar secara langsung yang menuntut pengaplikasian teori yang telah dipelajari di sekolah.

Selain cara-cara di atas, sebenarnya ada banyak sekali strategi yang bisa dilaksanakan untuk mencapai tujuan sekolah sebagai media ingkubator pembelajaran wirausaha, keterampilan dan moral siswa. 

Jika siswa telah bisa mandiri maka ia akan mudah untuk melanjutkan usahanya di masyarakat atau pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dengan keterlibatan siswa dengan kegiatan masyarakat, maka siswa secara langsung belajar untuk bisa menyiapkan diri hingga terjun secara penuh ke masyarakat. 

Hal ini pun bisa mengurangi kenakalan remaja karena remaja yang nakal itu ada karena tidak ada kegiatan positif yang mengisi waktu mereka.