Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penyebab Beasiswa Gagal Diterima, Mengapa Gagal Mendapatkan Beasiswa?

Jika kalian punya cita-cita ingin melanjutkan kuliah di luar negeri dengan beasiswa maka kalian harus tahu bahwa mimpi itu tidak datang dengan mudah.

Bagi banyak siswa yang tidak punya biaya, maka beasiswa adalah satu-satunya cara untuk sampai ke sana.

Perjuangan untuk mendapatkan beasiswa termasuk untuk keluar negeri itu bisa dibilang tidak mudah. 

Nyatanya meskipun telah melakukan persiapan yang matang tetapi banyak mahasiswa yang berakhir gagal ketika mereka ikut mendaftar beasiswa.

Mengapa beasiswa yang dilamar bisa gagal atau tidak diterima? Jawabannya adalah banyak penyebabnya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas kesalahan paling umum yang dilakukan masiswa ketika menyiapkan aplikasi beasiswa mereka.

Kesalahan-kesalahan ini perlu dihindari agar aplikasi beasiswa kalian bisa diterima dan berhasil!

Penyebab Beasiswa Gagal Diterima, Mengapa Gagal Mendapatkan Beasiswa?

1. Kita memang tidak memenuhi syarat untuk beasiswa

Kita perlu optimis dalam melamar beasiswa, percaya diri saja ketika melamar beasiswa apapun. Namun kita juga harus tahu persyaratan yang disebutkan dalam beasiswa. 

Kalau memang beasiswa yang hendak kita lamar mensyaratkan nilai IPK minimal 3,5 sedangkan nilai yang kita miliki adalah 3,4 maka kamu tak perlu mencoba mendaftar beasiswa itu.

Karena jelas lamaran beasiswa itu pastinya tak akan diterima karena tak memenuhi syarat.

Jadi, jangan repot-repot melamar jika pemberi beasiswa mencari mahasiswa dengan nilai A sedangkan kita memiliki nilai B. 

Contoh lain, misalnya pemberi beasiswa mensyaratkan penerimanya adalah warga negara Jepang, dan sedangkan kita berasal dari Indonesia.

Artinya, pelamar beasiswa yang melamar beasiswa dengan syarat tak terpenuhi, maka jelas lamarannya tidak akan diterima, dan kalau memaksa melamar pasti akan membuang-buang waktu saja.

Jadi, bacalah secara cermat perysaratan beasiswa, terutama nilai minimal, atau syarat prestasi maupun dokumen tertentu.

Jika jelas tidak memenuhi syarat maka tak perlu susah payah memaksakan diri untuk melamarnya, karena pasti akan berakhir percuma dengan penolakan atau kegagalan.

2. Persiapkan Beasiswa Secara Matang

Banyak mahasiswa yang terburu-buru dan kurang persiapan dalam aplikasi beasiswa sehingga berakhir dengan penolakan dan kegagalan. 

Memang dibutuhkan waktu untuk mempersiapkan aplikasi beasiswa yang baik agar kita benar-benar menguasai informasi yang terkait dengan teknis dan persyaratan beasiswa. 

Terutama jika beasiswa yang dilamar adalah beasiswa pascasarjana, biasanya dalam aplikasi beasiswa akan diminta proposal penelitian baik tesis atau disertasi.

Tentu hal ini akan menguras tenaga dan waktu untuk penelitian agar bisa menulis proposal penelitian dengan baik dan sempurna.

Aku sendiri dulu sebelum melamar beasiswa Turki aku sudah persiapan selama dua tahun sejak kuliah S2 untuk proposal penelitian, membaca tentang Turki dan hal-hal yang terkait dengannya sehingga saat wawancara kita pun punya wawasan yang mendalam.

3. Kesalahan Umum! Kamu Hanya mengajukan satu atau dua beasiswa Saja

Jangan percaya dengan satu beasiswa saja, selama ada waktu dan tenaga, lamarlah beasiswa sebanyak mungkin. 

Lamarlah beasiswa sebanyak yang kamu bisa pada beasiswa-beasiswa yang memenuhi syarat. 

Kalau kamu punya banyak ipsi maka kamu akan punya lebih banyak peluang untuk sukses. Tidak diterima satu beasiswa tapi diterima di beasiswa lain kan bisa jadi opsi.

Memang hal ini sangatlah berat dan butuh waktu, karena kamu bakalan butuh untuk menyiapkan banyak aplikasi untuk setiap beasiswa itu.

Tapi percayalah dengan banyak opsi maka kamu akan punya kesempatan meraih beasiswa semakin lebar.

4. Kamu tak Punya Pembimbing atau Senior

Agar bisa membuat lamaran beasiswa yang bagus maka kamu perlu seorang senior, baik yang pernah menerima beasiswa atau guru dosen pembimbing yang bisa mengarahkan kamu. 

Temukan beberapa pembimbing yang tepat dan mintalah arahan kepada mereka tentang apa yang perlu anda lakukan. 

5. Kamu tidak menjawab pertanyaan

Komite beasiswa telah merancang pertanyaan untuk mengetahui apakah pelamar beasiswa itu memiliki kemampuan yang mereka cari. 

Jadi jawablah pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara, juga biasanya ada dalam aplikasi beasiswa secara profesional layaknya seorang akademisi.

Hindari konflik politik atau sara yang biasanya menjadi isu sensitif bagi pemberi beasiswa, janganlah membicarakannya kalau itu memang tidak ada kaitannya dengan jurusan yang kamu lamar.

6. Tulisanmu Kurang Menarik di halaman pertama

Jika kamu melamar pasca sarjana atau hibah penelitian, jangan berasumsi bahwa penyeleksi beasiswa akan membaca setiap detail teknis dari proposal yang kamu tulis. 

Tidak, mereka akan membaca bagian pertama dengan perhatian yang cukup lalu membolak-balik saja bagian selanjutnya, karena banyak mahasiswa seperti kamu yang sedang melamar beasiswa yang sama.

Jadi buatlah paragraf yang menarik, jelas dan terstruktur di bagian awal. Jika mereka antusias, maka mereka akan menaruh perhatian untuk proposalmu di bagian selanjutnya.

Hindari kata yang rumit dan tak umum dalam dunia penelitian dengan bahasa Ilmiah. 

Tanyakan pada teman atau dosen pembimbing, apakah mereka akan tertarik dengan proposalmu?

7. Lamaran Beaisswa Kamu Mungkin Sudah Bagus, tapi Beasiswa Diseleksi dengan Cara Gradasi

Misalnya pelamar beasiswa ada 50 orang dan semua memenuhi kriteria, namun karena kuota yang ada hanya 20 orang, maka 30 orang itu tak bisa mendapatkan beasiswa meskipun nilainya bagus.

Oleh karenanya, kalau lamaran kamu ditolak bukan berarti kamu tak bagus, hanya saja karena kuota terbatas jadi nilai tertinggilah yang dipilih. 

Jadi jangan patah semangat kalau beasiswa gagal, lamar terus dengan melamar beberapa beasiswa supaya bisa jadi opsi.

Semoga bermanfaat dan terimakasih sudah berkunjung di website kangdidik.com